Mohon tunggu...
Muh. Iqbal AM
Muh. Iqbal AM Mohon Tunggu... Jurnalis - Muhammad Iqbal Amiruddin

Membaca, menulis, menjelajah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Legenda Saripah

28 November 2020   00:57 Diperbarui: 28 November 2020   01:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedan membawa Jusman meninggalkan kampung kami, ia meninggalkan dosa besar yang ku amini dengan duka mendalam. Sial. Mengapa saya sebodoh itu. Karena hasrat dan nafsu, saya akhirnya terjerumus dalam lembah kemaksiatan. Saripah gila, ketus ku dalam hati.

Nasi telah jadi bubur, apa mau dikata, semua telah terjadi.

Sebulan kemudian, saya selalu merasa mual. Aneh sekali, padahal saya tak pernah makan sesuatu yang membuat saya alergi.

Saya ke sebelah, ke rumah Sarwina, sahabatku. Ia sudah berkeluarga dan punya anak satu.

Kata Wina, saya sepertinya sedang mengandung.

"Hamil?" heranku.

Saya menangis, tersungkur ke lantai.

"Apa kata bapak, ibu. Apa kata orang kampung?" sedihku.

Saya meminta Wina merahasiakan semuanya, tetapi perut saya tak bisa berbohong. Dua bulan berjalan, makin membesar. Saya tak punya pilihan, saya harus pergi meninggalkan kampung ini.

Tetapi kemana? Tanyaku dalam diri. Saya frustrasi. Ada sebilah pisau di dapur, saya memasukkannya dalam saku.

Saya ke belakang rumah, ke sungai, tak ada hal baik terpikir saat itu. Semuanya buram, langit mendung, gelap, pikiranku hanya tidak menginginkan nama keluarga tercoreng. Saya tidak ingin mempermalukan ayah dan ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun