Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Gula Kelapa Lebih Menyehatkan dari Gula Tebu?

8 Juli 2024   18:15 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:04 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapasitas produksi gula 154,8 ton/hari, produksi 2019 54.985,38 ton (75% gula cetak, 25% gula semut kristal/organik). Di dalam negeri penyerap utama gula merah adalah pabrik kecap. (https://mediaperkebunan.id/)

GULA RAFINASI DAN GULA KELAPA

Konsumen seringkali ingin mengganti gula rafinasi dengan pemanis alternatif, seperti gula kelapa, mengingat semakin besarnya minat terhadap pola makan sehat dan persepsi negatif masyarakat terhadap asupan gula berlebih.

 Gula kelapa adalah pilihan pemanis yang lebih sehat dibandingkan sebagian besar gula lain yang tersedia secara komersial.

Mengingat nilai gizinya yang tinggi dan indeks glikemiknya yang rendah, masyarakat bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkannya. Namun, salah satu hambatannya adalah ketidaktahuan akan manfaat kesehatannya.

Gula kelapa adalah sejenis gula yang dihasilkan dari nira atau getah bunga kelapa. Prosesnya melibatkan pemanasan dan pengentalan nira untuk menghasilkan kristal gula berwarna coklat dengan aroma dan rasa karamel yang khas. 

Gula kelapa dikenal karena lebih rendah indeks glikemiknya dibandingkan gula putih biasa dan dianggap sebagai pilihan yang lebih alami. Selain digunakan sebagai pemanis dalam makanan dan minuman, gula kelapa juga memiliki nilai gizi yang lebih tinggi karena mengandung beberapa mineral seperti zat besi, zinc, dan potasium.

 Tinjauan ini mengkaji dan membahas secara mendalam fitur-fitur paling signifikan dari analisis kimia gula kelapa untuk fokus pada beberapa metodologi analisis mengingat meningkatnya permintaan akan pemanis alami dalam 10 tahun terakhir. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kontrol kualitas, keamanan, dampak kesehatan, profil nutrisi, dan masalah keberlanjutan terkait gula kelapa diperlukan untuk menerapkannya secara efektif dalam industri makanan.

KONSUMSI GULA KELAPA ITU PENTING BAGI KESEHATAN

Meningkatnya ancaman diabetes, obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung telah menjadi kekhawatiran nyata bagi banyak orang karena tingginya konsumsi gula dalam produk makanan, minuman, dan kembang gula (Chattopadhyay, Raychaudhuri, & Chakraborty, 2014). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2018), 451 juta orang hidup dengan diabetes dan sekitar 43% dari total kematian di bawah usia 70 tahun adalah pasien diabetes.

Prevalensi diabetes, kelebihan berat badan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik di Malaysia masing-masing adalah 16,9%, 37,3%, 12,9%, dan 51,6%, dan sekitar 3% dari total kematian disebabkan oleh diabetes (Cho et al., 2018; WHO , 2018). Saat ini, produk gula rendah, bebas gula, dan gula sintetis banyak tersedia di pasar makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun