Mohon tunggu...
I Nyoman  Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen - Dosen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

menulis sebagai pelayanan. Jurusan Kimia Undiksha, www.biokimiaedu.com, email: nyomanntika@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Meningkatkan Nilai Tambah Tempe, Dipusaran Harga Kedelai yang Melangit

25 Februari 2022   14:20 Diperbarui: 25 Februari 2022   14:42 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempe untuk Kesehatan jantung Sebuah studi klinis kuasi-eksperimental di mana wanita denganhiperlipidemia (N = 41) diberikan 103 dan 206 g/hari tempe gembus, yang terbuat dari dadih susu kedelai, dilaporkan penurunan kadar low-density lipoprotein (LDL) (27,9% dan 30,9%, masing-masing) dan kolesterol total (17,7% dan 19,8%, masing-masing) dan peningkatan high density lipoprotein (HDL) (masing-masing 3,91% dan 8,79%) dan trigliserida (masing-masing 2,3% dan 3,1%) (Afi fah et al., 2020). 

Hasil serupa diamati dalam sebuah penelitian menggunakan suplemen minuman tempe (96,46 g setara tempe segar per hari per subjek, dikonsumsi dalam tiga dosis per hari), yang mengakibatkan penurunan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida pada subjek pria dan wanita (N = 51) (Wirawanti et al., 2017). 

Dalam mata pelajaran dengan hipertensi dan hiperkolesterolemia (N = 30), suplementasi minuman tempe kecambah (105 g per hari per subjek, dikonsumsi dalam tiga dosis per hari) menurunkan tekanan darah sistolik (Ansarullah et al., 2017). Studi ini menunjukkan bahwa efek hipolipidemik tempe mungkinnditunjukkan pada hiperlipidemia, tetapi tidak pada subjek normal.

Asam Gamma  Amino Butriat (GABA) 

Asam -aminobutirat (asam gamma-aminobutirat, bahasa Inggris: gamma-aminobutyric acid, GABA) adalah neurotransmiter dan hormon otak yang menghambat (inhibitor) reaksi-reaksi dan tanggapan neurologis yang tidak menguntungkan.

Jangan heran, GABA terdapat dalam kadar yang tinggi pada berbagai belahan otak, yaitu sekitar 1.000 kali lebih tinggi daripada kadar neurotransmiter monoamina lainnya, pada tempat yang sama. Defisiensi GABA dapat menyebabkan pikiran terhalusinasi, delusional, histeria, emosional, hipotonia, ataksia, keterbelakangan mental, dan peningkatan rasio asam 4-OH-butirat di dalam urin. Oleh karena itu produksi Gaba dapat dilakukan lewat fermentasi pada tempe.

Penghambat alami atau inhibitor dari GABA adalah ion klorida. Jika kadar ion klorida dalam darah tidak terkendali, maka akan mengurangi kadar GABA yang kemudian akan menghasilkan kecemasan yang berkepanjangan, ketakutan yang tidak rasional dan terlepasnya beberapa hormon otak lain tanpa kendali. Hal itu juga akan memicu terjadinya peningkatan produksi CRH pada nukleus paraventrikularis di kelenjar hipotalamus. 

Selanjutnya hormon CRH ini akan merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon kortisol. Kortisol adalah suatu hormon yang menyebabkan kekecewaan, perasaan tertekan dan kesedihan serta menghadirkan ketakutan yang berlebihan.[1] Melalui ekspresi pencerapnya, GABA menghambat proliferasi sel punca pluripoten dan neural pada jaringan embrio dan manusia dewasa, dan mengendalikan proliferasi sel tumor

Siklus GABA sering disebut GABA shunt. Glukosa merupakan prekursor utama bagi sintesis GABA, selain asam piruvat dan asam amino lainnya. Jenjang pertama pada GABA shunt adalah transaminasi asam ketoglutarat- dari siklus asam sitrat oleh GABA-T menjadi asam glutamat. Setelah itu, GAD akan mengkatalis reaksi dekarboksilasi pada asam glutamat guna membentuk GABA. Reaksi hanya terdapat di dalam sel yang menggunakan GABA sebagai neurotransmiter.

GABA-T juga dapat mengkonversi GABA menjadi suksinat semialdehid sebagai cadangan kimiawi, saat kadar GABA berlebih dan terdapat senyawa asam ketoglutarat- untuk menerima gugus amina yang dilepaskan GABA, dan menjadi asam glutamat. Suksinat semialdehid dapat teroksidasi oleh suksinat semialdehid dehidrogenase menjadi asam suksinat dan memasuki siklus asam sitrat lagi.

Pada sel glial, GABA akan dikonversi menjadi glutamina dan disekresi kembali menuju ke neuron untuk diproses menjadi glutaminase, lalu menjadi asam glutamat, dan masuk ke dalam siklus GABA kembali. Gaba ternyata dapat dihasilkan dari fermentasi kedelai dengan menggunakan Rhizopus tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun