Aku segera menelfon Risma meminta dia menjemputku.
"Rumi" Risma memelukku erat, aku pamit pada mama dengan gontai masuk ke mobil Risma...Â
Di rumah duka, teman teman SMP mulai berdatangan,...
Saat giliranku, aku hanya memandangnya... masih kuingat tatapan dan senyumnya semalam, tertawanya... aku melangkah keluar, ketika sesorang meraih bahuku, "Nak Rumi". Aku menoleh, ayahnya menyapaku... "Iya Om, saya Rumi" jawabku.
Beliau mengajakku duduk di sudut ruangan, "Bisma kembali ke Indonesia untuk Nak Rumi, ingin bersama nak Rumi, tapi mungkin Tuhan menginginkan ini yang terbaik". Aku hanya menunduk dan mengangguk pelan. Aku sedih sampai ingin menangis menjerit... akhirnya aku menangis...
Kurasakan tubuhku diguncang.... "Rumi bangun, ada tamu yang semalam, kamu tidur sambil nangis kenapa, mimpi apa?" mama bertaanya dengan wajah bingung. Aku langsung duduk... "Mah ini hari apa?"tanyaku... "Minggu" mama menjawab.Â
Mama melangkah keluar, "Ayo Rumi kasian dia nunggunya lama..."
Aih... cuma mimpi... ohh leganya... aku bergegas ke kamar mandi dan segera ke ruang tamu...
"Eh Bisma" rasanya dengan Bisma suasana kikuk sudah jauh pergi... plong
"Iya kamu baru bangun, sakit? tanyanya mentang-mentang dokter.
"Gak mumpung hari minggu aja..., jadi apa yang membawa kamu pagi-pagi kemari?"