Mohon tunggu...
Inti Cinta Salsabila
Inti Cinta Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswi prodi teknologi pendidikan di UNESA angakatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis pada Generasi X, Y, dan Z

19 Desember 2023   13:10 Diperbarui: 19 Desember 2023   13:26 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh:

 1. Inti Cinta Salsabila (21010024011)

2. Muhammad Sultan Alamsyah (21010024042)

Kelas : TP 2021A

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Part 1

Generational Analysis

Analisis generasi X, generasi Y (Millenials), dan generasi Z

Generasi X

Generasi X adalah anak-anak dari generasi sebelumnya, Generasi X lahir pada tahun 1965 sampai 1980. Generasi X ini merupakan generasi yang tertutup, sangat independen dan punya potensi, tidak bergantung pada orang lain untuk menolong mereka.

Pada generasi ini teknologi sudah mulai berkembang secara bertahap sehingga pada generasi ini baru mulai mengenal teknologi seperti contoh televesi maupun telepon sehingga mereka mulai belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Pada generasi ini umumnya memiliki karakteristik mandiri, disiplin, dan pekerja keras sehingga mereka dituntut untuk bisa melakukan apapun kegiatan dengan usaha dan ide mereka sendiri karena sebelumnya mereka sudah memiliki pola pikir atau pendirian yang sudah terbentuk secara mandiri dikarenakan didikan dari generasi sebelumnya yang tegas dan disiplin. Pada generasi ini juga lebih suka berfokus pada pekerjaan atau karir mereka sehingga generasi ini suka membuka usaha seperti berdagang atau berwirausaha. 

Generasi Y

Generasi Y adalah generasi milenial kelahiran tahun 1981 sampai 1995. Pada generasi ini perkembangan teknologi sudah berkembang semakin maju seperti kemajuan internet dan munculnya media sosial sehingga generasi ini sudah mampu menggunakan teknologi seperti media sosial. Pada generasi ini juga memiliki ide atau pola pikir lebih terbuka dan maju memandang ke depan dari segi beberapa aspek seperti cotnoh lebih terbuka terkait informasi-informasi baru sehingga mereka bisa mampu dan mudah menyesuaikan diri. Selain itu, generasi milenial ini berani untuk mengutarakan ide atau pendapatnya dikarenakan generasi ini berani mengambil resiko untuk mengekspresikan atau mewujudkan idenya sehingga ada inovasi maupun perubahan. Generasi Y juga relatif lebih terbuka terhadap perubahan. Karena pada generasi ini merupakan generasi yang dimana teknologi sudah mulai ada dan sedikit berkembang. Hal itu membuat generasi Y harus beradaptasi dengan adanya teknologi.

Generasi Z

Generasi Z adalah generasi kelahiran tahun 1996 sampai 2012. Pada generasi ini, teknologi sudah berkembang pesat, oleh karena itu membuat generasi Z sudah merasakan banyak kemudahan untuk mengakses hal apapun di internet. Dan hal itu membuat generasi Z ini sekarang tumbuh menjadi anak yang jauh lebih cerdas, pintar, dan berprestasi. Teknologi yang berkembang pesat ini dapat membantu kemudahan anak-anak di generasi ini untuk belajar. Dengan teknologi dan internet yang mudah dijangkau membuat anak-anak dapat belajar tidak hanya melalui buku, internet yang sudah ada bisa diakses untuk mencari  berbagai ilmu dan informasi yang dibutuhkan. Dari internet yang luas tersebut, membuat anak-anak menjadi lebih kaya wawasan dan dari itu lah menjadikan anak-anak pada generasi ini menjadi anak yang cerdas dan pintar. Cara belajar anak-anak pada generasi (di luar sekolah) ini bisa dikatakan fleksibel, karena internet yang telah ada bisa diakses kapanpun dan dimanapun. Di generasi ini, anak-anak rata-rata sudah difasilitasi seperti smartphone, laptop, tablet, ataupun yang lainnya. Mereka biasanya dididik oleh orang tua memiliki pemikiran yang terbuka dan hal itu membuat mereka bisa mengambil keputusan sendiri dan sudah bisa menentukan pilihannya.

Pada generasi ini, internet sangat mudah diakses sehingga menjadikan anak-anak di generasi Z ini semakin aktif untuk berinteraksi di dunia maya. Seperti contoh adanya aplikasi-aplikasi sosial media, contohnya yaitu WhatsApp, Instagram, Facebook, dan lain sebagainya. Selain itu ada juga "Google" yang menjadi sumber informasi di dunia internet tersebut. Tetapi di sisi lain dengan mudahnya akses internet tersebut, hal itu menjadikan anak-anak di generasi Z ini menjadi pribadi yang konsumtif, karena dengan tersedianya fasilitas-fasilitas itu membuat anak-anak bisa mendapatkan hal yang diinginkan tanpa keluar rumah, contohnya seperti aplikasi berbelanja online, dalam hal fashion, makanan, dan lain sebagainya. Dan dampaknya yaitu pengeluaran anak-anak generasi Z juga akan meningkat daripada pengeluaran anak-anak di generasi sebelumnya. Selain itu, dampaknya juga bisa berakibat kepada sifat anak tersebut, seperti malas dan atau kurang bergaul di dunia nyata. Hal itu dapat terjadi karena anak-anak di generasi Z ini sudah terbiasa bergaul di dunia maya, dimana sebaiknya juga harus bisa bergaul di dalam dunia nyata. Dengan adanya dampak tersebut, juga mempengaruhi keadaan sosial atau masyarakat di generasi Z ini. Karena biasanya mereka akan lebih nyaman di rumah dengan memainkan gadget daripada main dengan tetangga atau teman sebayanya. 

Part 2

Digital Immigrant vs. Digital Native

Digital Immigrant

Digital Immigrant adalah generasi yang cenderung menghindari perkembangan teknologi, karena generasi ini terlahir bukan dalam lingkup teknologi. Digital immigrant ini juga bisa saja dan tidak menutup kemungkinan mampu untuk beradaptasi dengan teknologi tapi mereka tidak mau terlalu lebih dalam mempelajari teknologi. Tetapi pada era imigran digital ini masyarakat hidup di era sebelum dan sesudah lahirnya teknologi.  Oleh karena itu, masyarakat yang hidup dalam era ini, cenderung lebih memilih untuk berkomunikasi secara nyata atau tatap muka dibandingkan secara maya. Hal itu disebabkan karena masyarakat belum terbiasa dengan adanya teknologi yang telah lahir. Mungkin hanya beberapa orang saja, yang telah menggunakan teknologi tersebut, hal itu didukung dengan ekonomi yang cukup atau bisa dikatakan mampu untuk menggunakan teknologi. Contohnya untuk membeli televisi tabung (warna hitam putih), radio, dan kamera. 

Masyarakat yang hidup di era digital immigrant, lebih membutuhkan energi yang cukup besar untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Masyarakat harus membiasakan diri dan beradaptasi dengan apa yang terjadi di era tersebut, karena teknologi akan terus berkembang.

Dengan lahirnya teknologi di era ini, sangat membantu di dunia pendidikan. Yang dulunya pendidikan masih ketinggalan zaman dan masih dianggap kuno, pendidikan sudah dapat berkembang jauh lebih baik dibandingkan dengan zaman belum ada teknologi.

Digital Native

Digital Native adalah generasi yang sewaktu lahir sudah ada di era teknologi yang berkembang pesat. Oleh karena itu pula, anak-anak generasi ini terbiasa akan adanya perkembangan teknologi karena sejak dini mereka sudah dikenalkan terhadap teknologi yang sudah ada. 

Generasi digital native adalah generasi yang lahir pada 1980 keatas. Dimana pada tahun-tahun tersebut perangkat elektronik sudah mulai banyak bermunculan, seperti televisi berwarna, handphone, komputer, dan lain sebagainya. Dari perangkat-perangkat itu membuat anak-anak generasi ini sangat terbiasa dengan dunia maya. Yang paling menonjol adalah pada generasi Z, karena pada tahun generasi Z, teknologi sangat berkembang pesat. Smartphone dan laptop sudah banyak yang menggunakan, dan pada generasi itu pula aplikasi-aplikasi mulai tercipta. 

Di era digital native ini, pendidikan juga jauh lebih berkembang, karena pendidik sudah mulai memakai teknologi dalam pembelajarannya. Dan teknologi juga membawa dampak positif, yaitu terciptanya internet. Dengan adanya internet ini, peserta didik dapat belajar dimanapun dan kapanpun. Peserta didik dapat belajar bukan hanya dari buku saja, melainkan dapat mencari informasi dari internet.

Part 3

Implications for Instructional Design

Pada pembahasan di atas mengenai generasi X, Y, dan Z kita mengetahui apabila di setiap generasi pasti memiliki perbedaan. Perbedaan itu meliputi desain pembelajaran, gaya komunikasi, metode dan atau model pembelajaran pada setiap generasi-generasi tersebut. Pada part 3 ini, kami akan membahas tentang perbedaan-perbedaan tersebut berdasarkan generasinya, yaitu pada generasi X, Y, dan Z.

Generasi X

Pada generasi ini, walaupun pada generasi X teknologi sudah mulai masuk, tetapi manusia di generasi ini lebih cenderung suka bersosialiasi dan berdiskusi secara langsung. Hal itu dikarenakan tidak semua kalangan di generasi ini sudah dapat mengakses atau sudah mendapatkan teknologi tersebut. 

Di generasi X ini, teknologi juga belum begitu maju dan beragam. Contohnya adalah penggunaan TV dan PC. Oleh karena itu, pada generasi ini lebih cocok menggunakan experiential learning (pembelajaran berbasis pengalaman). 

Berdasarkan hal di atas, generasi X cenderung lebih suka pembelajaran yang terkait dengan pengalaman langsung mereka. Hal itu dapat membuat generasi X dapat berdiskusi secara langsung dengan teman sebayanya mengenai masalah atau pembelajaran mereka. Gaya komunikasi pada genasi X cenderung menggunakan gaya komunikasi secara langsung. Karena terbatasnya teknologi yang tercipta. 

Generasi Y

Pada generasi X dan Y sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Pada kedua generasi ini sama-sama lebih sering dan cocok menggunakan experiential learning dimana  keduanya lebih sering berkelompok untuk menyelesaikan masalah atau berdiskusi.  Pada tahun di generasi ini, sudah adanya handphone tetapi belum secanggih handphone pada generasi Z. Jadi gaya komunikasi generasi Y bisa dibilang sudah menggunakan teknologi walaupun tidak semua kalangan sudah mempunyai handphone. Dan sebagian besar pada generasi Y masih berkomunikasi secara langsung.

Generasi Z

Pada generasi Z sudah terdapat perbedaan yang signifikan. Dimana pada generasi ini teknologi sudah berkembang pesat. Hal itu mempengaruhi cara mereka belajar dan berkomunikasi. Dalam pembelajaran, cocok digunakannya desain pembelajaran yang blended. Hal ini bermaksud pada cara belajar generasi Z yang merupakan perpaduan antara belajar online menggunakan internet dan belajar secara langsung dengan guru dan atau teman sebayanya. Dan dari kebiasaan menggunakan teknologi, generasi Z juga terbiasa berkomunikasi dengan temannya menggunakan handphone dari pada bertemu secara tatap muka. Karena mereka menganggap hal ini lebih praktis.

Part 4

Proposed Instructional Strategies

Strategi pembelajaran adalah suatu cara untuk menguasai teknik-teknik penyajian atau metode mengajar yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran (Asrori, 2016). Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Guru yang menerapkan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar ialah guru yang menguasai teknik-teknik penyajian atau metode pembelajaran dengan baik sehingga kegiatan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif.

Siagian, (2021) strategi pembelajaran merupakan proses pembelajaran yang dibutuhkan tidak hanya mengharuskan siswa untuk duduk di kelas, namun belajar dapat dilakukan dimana saja.  Liansari, & Untari (2020) strategi pembelajaran ialah pendekatan umum dalam rangkaian tindakan yang akan diambil dan digunakan guru untuk memilih beberapa metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran.

Dari beberapa penjelasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran iala suatu cara atau metode yang dapat digunakan seorang guru dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran sehingga menciptakan lingkungan belajar yang ramah bagi semua siswa.

Dan dari perbedaan generasi-generasi yang telah dijelaskan, maka strategi pembelajaran dan model pembelajaran di setiap generasi tentunya memiliki perbedaan juga. Hal tersebut akan disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan zaman generasi-generasi tersebut. 

Beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan pada kegiatan pembelajaran menurut Saskatchewan (Nurtanto, 2021) meliputi strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran tidak langsung, strategi pembelajaran interaktif, strategi pembelajaran eksperimen, dan strategi pembelajaran mandiri.

Pada part 4 ini akan diusulkan strategi pembelajaran yang kemungkinan dapat sesuai sesuai dengan masing-masing generasi, yaitu Generasi X, Y, dan Z.

Generasi X

Pada generasi ini umumnya memiliki karakteristik mandiri, disiplin, dan pekerja keras sehingga mereka dituntut untuk bisa melakukan apapun kegiatan dengan usaha dan ide mereka sendiri karena sebelumnya mereka sudah memiliki pola pikir atau pendirian yang sudah terbentuk secara mandiri dikarenakan didikan dari generasi sebelumnya yang tegas dan disiplin.

Strategi pembelajaran yang dapat diusulkan adalah strategi pembelajaran mandiri. Hal itu dikarenakan pada anak-anak di generasi ini dituntut untuk menjadi seseorang yang mandiri dan disiplin. Dalam strategi pembelajaran mandiri ini dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan tanggung jawab dan kemandirian siswa. Siswa diharapkan dapat menguasai materi dengan sendirinya yang dimana guru sebagai fasilitator saja. Keberhasilan dan kecepatan siswa juga ditentukan oleh kemampuan siswa.

Generasi Y

Pada generasi ini juga memiliki ide atau pola pikir lebih terbuka dan maju memandang ke depan dari segi beberapa aspek seperti contoh lebih terbuka terkait informasi-informasi baru sehingga mereka bisa mampu dan mudah menyesuaikan diri. Selain itu, generasi milenial ini berani untuk mengutarakan ide atau pendapatnya dikarenakan generasi ini berani mengambil resiko untuk mengekspresikan atau mewujudkan idenya sehingga ada inovasi maupun perubahan.

Strategi pembelajaran yang dapat diusulkan adalah strategi pembelajaran eksperimen. Hal itu dikarenakan pada anak-anak di generasi ini sudah berani untuk mengutarakan ide dan berani untuk mengekspresikan idenya sebagai inovasi baru. Dan sebagian besar anak-anak di generasi Y ini lebih sering berkomunikasi secara langsung bersama teman sebayanya. Oleh karena itu strategi ini dirasa cocok karena antar siswa dapat berdiskusi dan melakukan interaksi untuk menyelesaikan masalah dan atau tugas yang diberikan.

Generasi Z

Pada generasi ini yang dimana teknologi sudah berkembang pesat, maka membuat anak-anak di generasi Z ini sekarang tumbuh menjadi anak yang jauh lebih cerdas, pintar, dan berprestasi. Teknologi yang berkembang pesat ini dapat membantu kemudahan anak-anak di generasi ini untuk belajar.

Strategi pembelajaran yang dapat diusulkan adalah strategi pembelajaran tidak langsung. Strategi pembelajaran tidak langsung ialah strategi pembelajaran dimana guru berubah peran menjadi fasilitator dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang. Strategi pembelajaran ini bersifat inkuiri, induktif, pemecahan masalah, dan penemuan. Strategi pembelajaran ini dirasa cocok karena karakteristik dari anak-anak generasi Z merupakan anak yang kreatif, cerdas, dan senang berdiskusi dengan teman sebayanya. 

Conclusion

Untuk generasi X mempunyai karakteristik mandiri, disiplin, dan pekerja keras sehingga mereka dituntut untuk bisa melakukan apapun kegiatan dengan usaha dan ide mereka sendiri karena sebelumnya mereka sudah memiliki pola pikir atau pendirian yang sudah terbentuk secara mandiri dikarenakan didikan dari generasi sebelumnya yang tegas dan disiplin.

Untuk generasi Y relatif lebih terbuka terhadap perubahan. Karena pada generasi ini merupakan generasi yang dimana teknologi sudah mulai ada dan sedikit berkembang. Hal itu membuat generasi Y harus beradaptasi dengan adanya teknologi.

Untuk generasi Z tumbuh menjadi anak yang jauh lebih cerdas, pintar, dan berprestasi. Teknologi yang berkembang pesat ini dapat membantu kemudahan anak-anak di generasi ini untuk belajar. Dengan teknologi dan internet yang mudah dijangkau membuat anak-anak dapat belajar tidak hanya melalui buku, internet yang sudah ada bisa diakses untuk mencari  berbagai ilmu dan informasi yang dibutuhkan. 

Dan dari analisis perbedaan generasi X, Y, dan Z kita mengetahui bahwa karakteristik, gaya belajar, gaya komunikasi, serta gaya hidup anak-anak di generasi itu sangatlah berbeda. Dan dari analisis di atas, kita juga mengetahui bahwa strategi dan model pembelajaran yang digunakan juga harus disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan zaman dimana mereka lahir dan berkembang. Kita tidak bisa memaksakan suatu strategi dan atau model pembelajaran kepada suatu generasi tanpa kita melihat karakteristik dari anak-anak di generasi tersebut. 

DAFTAR PUSTAKA

Azis, T. N. (2019, December). Strategi pembelajaran era digital. In The Annual Conference on Islamic Education and Social Science (Vol. 1, No. 2, pp. 308-318).

Fatimah, H., Dharmawan, A. H., Sunarti, E., & Affandi, M. J. (2015). Pengaruh faktor karakteristik individu dan budaya organisasi terhadap keterikatan pegawai generasi X dan Y. Jurnal Aplikasi Manajemen, 13(3), 402-409.

Kaif, S. H. (2022). Strategi Pembelajaran (Macam-Macam Strategi Pembelajaran yang Dapat Diterapkan Guru). Inoffast Publishing Indonesia.

Khairani, M. K., Irmayana, I., Mawarpury, M., & Nisa, H. (2022). Nomophobia pada Generasi X, Y, Dan Z. Psychopolytan: Jurnal Psikologi, 6(1), 20-31.

Kurniati, M. (2022). ANALISIS GAYA KOMUNIKASI PEGAWAI NEGERI SIPIL GENERASI MILENIAL DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. Civil Service Journal, 16(2 Nov), 56-76.

 

Nawawi, M. I. (2020). Pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar: tinjauan berdasarkan karakter generasi z. Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu Pendidikan: E-Saintika, 4(2), 197-210.

 

Putra, Y. S. (2017). Theoritical review: Teori perbedaan generasi. Among makarti, 9(2).

Rofiq, M., Anam, K., & Nursikin, M. (2022). Strategi Pengembangan Pendidikan Nilai pada Generasi Milenial. AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional, 4(2), 1-9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun