Cara ini adalah cara yang terbaik, karena putting tidak akan menjadi Panjang. Teknik ini dilakukan dengan cara menggunakan kelima jari. Putting dipegang antara ibu jari dan keempat jari lainnya, lalu ditekan dengan keempat jari (Setiawan, 2016).
b. Perah jepit.
Putting diletakkan antara ibu jari dan telunjuk yang digeserkan dari pangkal putting ke bawah sambil memijit, car aini dilakukan hanya untuk pemerahan panghabisan dan untuk putting yang kecil atau pendek yang sukar dikerjakan dengan cara lain (Setiawan, 2016).
c. Perah pijit (Knevelen).
Pemerahan sapi dilakukan dengan selang waktu tertentu agar dapat menstimulasikan sapi untuk terus memproduksi susu.
2. Teknik pemerahan dengan menggunakan mesin perah (Milking Machine).
Pemerahan secara modern yaitu pemerahan yang dilakukan dengan menggunakan mesin perah yaitu proses pemerahannya secara otomatis, pemerahan dengan menggunakan mesin dapat mengurangi kontak langsung lingkungan kandang dan pekerja pemerahan dan kapasitas pemerahan menggunakan mesin lebih tinggi dan hasil susu terjaga kualitas dan mutu susu.
Nah Sahabat Moo sekarang ini, cara pemerahan susu sapi tradisional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke cara pemerahan modern. Cara ini dilakukan dengan menggunakan metode pengisapan. Mesin ini menghasilkan susu lebih banyak karena tidak bergantung dengan tenaga manusia saat proses pemerahan sapi. Selain itu, pemerahan dengan menggunakan mesin dapat menekan atau menurunkan jumlah total bakteri yang ada pada susu hingga 75%. Terdapat dua mesin pemerah susu sapi, yaitu mesin perah susu sapi portabel dan mesin perah susu sapi permanen (Latifa, 2015).
Mekanisme kerja mesin pemerah atas dasar perbedaan tekanan udara yang dibangkitkan oleh motor pembangkit vakum atau pompa vakum. Perbedaan tekanan udara ini menyebabkan karet inflasi di dalam tabung perah kembang kempis memijat putting. Pada saat udara masuk ke dalam tabung mesin perah, yaitu diantara tabung perah dan karet inflasi, karet inflasi mengempis. Peristiwa ini disebut fase istirahat, selanjutnya udara di dalam tabung menjadi hampa udara. Oleh karena itu di dalam tabung dan karet inflasi pompa (tidak ada tekanan) sedangkan di dalam ambing (kelenjer payudara) bertekanan, maka susu terdorong keluar. Peristiwa pemerahan ini disebut fase perah. Supaya fase perah dan fase istirahat dapat berlangsung secara bergantian, maka mesin perah dilengkapi dengan pulsator yang memiliki fungsi untuk mengatur tekanan udara antara keadaan bertekanan dan hampa udara (Himam, 2008).
Sedangkan pemerahan dengan cara modern atau dengan menggunakan alat lebih steril karena dilakukan dengan alat tanpa tersentuh oleh tangan yang dapat menyebabkan kontaminasi pada hasil susu sapi. Pemerahan adalah Tindakan mengeluarkan susu dari ambing (kelenjer payudara) dan putting, pemerahan bertujuan untuk mendapatkan produksi susu yang maksimal.
Pemerahan tradisional atau dengan menggunakan tangan.