Itulah alasannya mengapa banyak orang mengangkat tulisan stop war.
3. Mengenal pengungsi
Tidak terbayangkan bahwa di zaman ini, kata pengungsi (Flüchtlinge) masih disebut juga. Kata Flüchtlinge pertama terdengar ketika 3 pengungsi dari Suriah tinggal bersama kami selama 2 tahun.Â
Saat itu baru mengerti betapa kemanusiaan itu jauh lebih penting daripada melihat latar belakang agama seseorang. Menolong orang lain bukan karena agamanya, tetapi karena solidaritas kemanusiaan.
Saya menolong orang lain bukan karena dia sealiran, tetapi karena dia manusia. Dia adalah saudara dan juga saudari saya.Â
Kisah empat tahun lalu dan kisah baru-baru ini telah menjadi basis dari apa artinya persaudaraan universal itu sendiri.Â
Menjadi saudara bagi orang lain, tidak lebih dari memberi makan, minum, penginapan dan waktu untuk berbicara dengan mereka. Tentu bukan tentang identitas dan saat interogasi untuk memperoleh data sejelas mungkin.
Pengungsi punya cerita sendiri. Mereka punya cerita bagaimana berusaha menyelamatkan diri. Bagaimana mereka berjuang hidup dari kebaikan orang lain.
Bagaimana berterima kasih pada mereka yang tulus hati memberi hati dan segalanya. Mengenal pengungsi ternyata perlu lebih dari opini.
4. Narasi peduli
Narasi ini adalah narasi peduli pada kemanusiaan dan bukan narasi tentang keberpihakan secara politis. Bukan soal untung dan rugi, benar dan salah, tetapi bahwa perang sudah punya dampak nyata.