"Aku mengira, tak ada gunanya menonton pentas anak tunanetra. Ternyata, aku bisa bertemu kamu. Ajaib," ucap Janus.
Tangan Janus berusaha menggenggam jemari Helena, dan ia berkata, "oh ya, aku menyesal soal Raka. Dan aku memaafkannya."
"Oh, begitu," ucap Helena, seraya menepis tangan Janus.
"Aku dengar, kamu banyak menghabiskan waktu di panti? sebutkan nominal, biar aku penuhi fasilitas panti," ucap Janus menawarkan bantuan.
"Untuk apa?" Jawab Helena, singkat.
"Untukmu, Helena," ujar Janus, penuh percaya diri.
"Kamu masih sendiri, aku ada untukmu. Ini takdir," lanjutnya.
"Kamu butuh minum obat, Janus," seru Helena.Â
Helena meninggalkan Janus yang kebingungan, padahal menu belum dipesan. Raut wajahnya tak begitu senang, ia berjalan terburu-buru.Â
Namun, langkahnya terhenti. Helena melihat Chandra terpaku di meja luar restoran. Ia sadar, Chandra memperhatikan dia dan Janus sejak tadi.
"Chandra, boleh aku bicara," sapa Helena.