"Dan kedamaian hanya dapat diraih dengan saling memahami satu sama lain, saling berbagi satu sama lain, saling mengasihi satu sama lain tanpa memandang siapa ratu dan raja junjungan kita dan warna tubuh kita."Â
"Mulai saat ini, semut-semut apapun warna tubuh kalian, akan hidup berdampingan dibawah kekuasaan bersama, semut tentara, pekerja, dewasa dan kanak-kanak adalah satu saudara dalam wilayah ini," tutup May.
Octo bersiap melanjutkan seruan dan dengan lantang, diapun berbicara.
"Kalian semua bebas melayani ratu kalian masing-masing, tanpa mengusik dan menimbulkan konflik terhadap sesama semut."
"Dan tidak ada satu ekor semut pun yang boleh merasakan diskriminasi dan penindasan oleh semut lainnya," tutup Octo mengakhiri seruannya dari puncak.
Saat Octo mengakhiri seruannya, suasana seketika menjadi hening dan sepi.
Hingga seekor semut merah yang baru saja kehilangan kedua ruas kakinya beranjak bangkit dan berkata, "hidup raja Octo dan Ratu may!!"Â
"Hidup raja Octo dan Ratu May!!!" Seluruh koloni semut pun berteriak-teriak penuh semangat.
"Panjang umur perdamaian!" Ucap Octo pada May.
Maka, terdengarlah gemuruh suara semut-semut hitam dan merah dilangit timur kota sore itu bersahut-sahutan.
Dan mulai saat itu, semut-semut baik merah maupun hitam, hidup berdampingan tanpa kekerasan dan saling menghormati.