Hingga Octo sang panglima semut merah, melintas didepan jaring laba-laba tersebut secara tak sengaja, melihat May yang tengah berusaha melepaskan diri dari jaring tersebut.
Tanpa berpikir panjang, Octo membantu May lepas dari jeratan jaring tersebut, dengan capit pada sungutnya yang tajam, ia mencabik jaring tersebut dan melepaskan May saat itu juga.
"Terima kasih hai semut merah, siapakah namamu?" Ucap May sambil membersihkan sisa-sisa jaring yang masih menempel pada tubuhnya.
"Namaku Octo, aku panglima semut merah diwilayah ini," jawab Octo yang terlihat akan pergi berlalu.
"Tunggu Octo, kenapa kau menyelamatkan aku, bukankah kaum kalian terkenal bengis dan kejam," ucap May, sambil menghalangi Octo pergi.
"Kaumku mencari makan dengan berburu mangsa, lain dengan kaummu yang menunggu sisa-sisa hai semut hitam, siapa engkau berani menghalangi jalanku?" Ujar Octo pada May.
"Aku adalah May, ratu semut hitam dikoloni ini, hai Octo," jawabnya.
May dan Octo akhirnya mencari tempat yang aman untuk berbicara satu sama lain, tanpa rasa curiga dan dengan itikad baik.
"Aku menyelamatkan kamu karena kehendak alam, dimana ada mahkluk yang kesulitan maka mahkluk lainnya harus membantu, tak perduli warna tubuhmu, bukankah kita sama-sama semut," ucap Octo memulai pembicaraannya.
"Kemana ratumu Octo, setiap semut harus memiliki ratu," tanya May penasaran.
Dengan seksama, Octo berjalan mengambil tempat dekat disamping may dan diapun mulai bercerita.Â