"Baiklah Ibunda, namun ijinkan aku untuk mengenali lingkungan dan rakyatku, sebelum menjalani takdir sebagaimana engkau selama ini," jawab May penuh keyakinan.
"Aku kabulkan putriku" tutup Bunda Ratu.
May dan ratusan semut hitam pekerja dan tentara, akhirnya melakukan perjalanan untuk mencari sarang baru, meninggalkan bunda ratu dengan koloni besarnya.
Disebuah tembok wilayah timur kota manusia, May akhirnya menemukan tempat yang dirasa cocok untuk memulai sebuah koloni.
Namun tak jauh dari wilayah May berada, koloni semut merah sudah lebih dulu berada disana.
Semut merah yang terkesan bengis dan ganas, dipimpin oleh seorang ibu ratu yang sangat misterius, dan hampir tidak diketahui keberadaannya.
Karena selama ini, kekuasaan penuh semut-semut merah berada pada panglima semut yang bernama Octo.
Suatu ketika, May meninggalkan sarangnya dan berkeliling kewilayah barunya tersebut.
Melihat sebuah tenunan panjang kain sutera, berbentuk jaring yang luas dan lebar, rasa penasaran membawanya mendekati jaring tersebut, dan saat May duduk diatasnya, diapun tak dapat beranjak lagi.
May terjebak dalam jaring laba-laba, akan menjadi keadaan genting dan berbahaya jika sang laba-laba muncul dengan tiba-tiba.
May berusaha meminta pertolongan, namun semut-semut hitam tak ada yang berada didekatnya, mereka sedang sibuk mencari sumber makanan.