Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Merdeka Atau Mati!

8 November 2020   21:38 Diperbarui: 8 November 2020   21:57 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlihat keduanya berjalan bersama menuju perkampungan terdekat, sambil menenteng sepucuk senapan yang ditemukan pada gerbong kereta, sosok itu memulai pembicaraannya.

"Aku mau ambil senapan sama pelornya disana! Kemana hilangnya?!" Ucapnya berseru.

Seseorang yang ikut turun tadi, yang hanya berjalan dengan tangan kosong pun menjawab, "mana ku tahu! Saat aku naik, gerbong itu sudah acak-acakan, senapan sama pelornya sudah raib dan tinggal itu yang kau pegang." 

"Kenalkeun namaku Acung, Askar!" lanjutnya sambil mengulurkan tangan.

"Rusli," jawab seseorang dengan senapan pada punggungnya.

"Askar? Laskar mereun," lanjutnya heran.

"Asli Karawang!" Jawab Acung sambil tersenyum.

"Sarua saya ge!!" Ucap Rusli, setelah menarik napasnya dalam-dalam.

Rusli dalam hatinya bertanya-tanya, kenapa gerbong berisi logistik dan perbekalan serdadu NICA sudah berantakan, mungkin Kapten Lukas sudah lebih dulu naik digerbong itu, beliau memang jempolan soal aksi sabotase pada serdadu NICA pikirnya.

Rusli melemparkan senapan yang dibawanya pada Acung, dan berkata, "ambil senapan ini, aku butuh orang buat besok malam!"

"Kemana?" Tanya Acung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun