"Ah, apanya yang hebat? Dia pasti memanfaatkan kelemahan Lukas untuk minta libur. Herannya Lukas juga mudah diperalat anak kecil!"
"Hush, pelan-pelan kalau ngomong. Tamu di hotel ini kebanyakan kolega Lukas."
"Bodo amat," sergah  Ratri.
Pesanan mereka datang, dan mereka pun diam menikmati menu masing-masing. Ratri sangat menikmati sup kacang merah yang kebetulan cita rasanya sama dengan yang biasa dibuat mamanya saat masih hidup dulu.
Ratri mengusap air mata yang tiba-tiba meloncat keluar dari matanya.
"Kenapa? Matamu merah. Kelilipan? Sini tak sebul," ucap Gunawan.
Ratri menggeleng. Dasar lelaki tak peka. Siapa juga yang sudi disebul matanya.
"Habis makan mau kemana? Kau nggak berencana menonton live music ini sampai selesai, kan?"
"Nggak. Suara penyanyinya sering fals. Aku mau kembali ke kamar saja. Makasih traktirannya, Gun."
"Masak mau ke kamar. Yuk ikut aku dulu kita ke rooftop."
"Rooftop?"