Ratri mengeluarkan ponselnya dari tas kecil yang dibawanya. Ia serahkan pada Gunawan. Suasana di rooftop itu terlalu indah untuk dilewatkan sebagai ajang foto-foto. Banyak spot cantiknya.
Ratri sebenarnya agak gengsi mau bergaya di depan Gunawan. Tapi biar saja deh, cukup malam ini. Hari Senin di kantor, semua akan kembali seperti semula.
Walau awalnya gengsi dan segan, tapi lama-lama Ratri bergaya dengan santai. Apalagi Gunawan pandai mengarahkan gaya sehingga posenya selalu bagus.
"Coba pandang di kejauhan, seperti merenung. Nanti latarnya sebagian malam yang gelap, dan sebagian lagi lampu-lampu kota. Aku fotonya agak dari atas."
Gunawan naik ke kursi dan berusaha mengambil gambar Ratri dari sudut terbaik.
Entah sudah berapa kali Gunawan menjeprat-jepret.
"Eeh...kamu, mau juga kufotokan?" tanya Ratri ragu-ragu.
"Nggak usah, aku sudah punya banyak foto di sini. Klienku dulu suka ngajak ke sini."
Ratri mengangguk.
"Kita selfie berdua saja, wefie," tanpa babibu Gunawan sudah menjejerinya dan mengarahkan kamera ponsel di depan mereka. Ratri tidak sempat merespons. Mungkin wajahnya juga akan terlihat kaget di foto nanti.
"Ayo, kita di sini lagi foto," ajak Gunawan. Tangannya menarik lengan Ratri pelan, mengarahkan untuk bergerak ke latar foto yang dimaksud Gunawan.