Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tom and Jerry dan Kisah Cinderella

11 Januari 2025   19:18 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:45 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau ... kau betul-betul aneh!" pungkas Ratri sambil mempercepat langkahnya.

Ia baru sadar kenapa ia tak langsung mengenali Gunawan. Rupanya lelaki itu membabat seluruh kumis Mas Adam-nya. Dia sekarang kelimis dan terlihat lebih muda.

"Rat? Habis ini mau kemana?" tanya Gunawan.

"Terserah aku! Kau jauh-jauh saja sana!"

Ratri ngibrit menjauh. Ia tak mau week end impiannya kacau gara-gara makhluk satu itu. Kenapa juga bisa-bisanya Lukas memberi Gunawan voucher. Lelaki itu kan tidak mencapai tenggat tepat waktu! Kalau seperti ini apa bedanya berprestasi dengan yang tidak? Ratri berpikir riuh di dalam otaknya. Sempat ia berdoa semoga tak usah berpapasan dengan Gunawan lagi hingga cek out besok.

Tentu saja doanya tak terkabul. Usai berenang, seperti rencananya, Ratri pijat. Saat pijat itu ia baru tahu setiap malam minggu ada acara live music di ruang makan. Semua pengunjung hotel boleh menonton secara gratis sambil makan malam. Makan malamnya tentu tidak gratis. Tinggal pesan pada pelayan di ruang makan.

Ratri paham harga makanan di hotel pasti mahal. Tapi ia penasaran ingin tahu live musicnya. Jadi ia memutuskan datang dan nanti memesan menu termurah.

Malam ketika ia duduk di meja makan, ternyata pelayan langsung menyodorkan menu. Dalam hati Ratri menggerutu. Masak baru taruh pantat sedetik sudah harus bayar. Ia membuka daftar menu dan merasa mulas. Menu termurah adalah roti bakar dan itu 70K. Padahal di gambarnya roti itu tidak besar.

"Tolong roti bakar dan air putih," angguknya penuh percaya diri memesan menu pada pelayan. Si pelayan mengangguk sopan dan segera  meninggalkan Ratri.

"Boleh saya duduk di sebelah Anda?" suara seseorang mengagetkan Ratri. Aih...bule ganteng. Belum sempat Ratri menyilakan, terdengar suara lain menyela.

"I am sorry, this is my seat. Please find another seat for you," ucap Gunawan pada si bule sambil tersenyum lebar. Ia langsung duduk di sebelah Ratri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun