Ratri sudah mencari info fasilitas apa saja yang disediakan hotel. Dia juga menghubungi pihak hotel untuk memastikan mana fasilitas yang bisa ia manfaatkan gratis. Siapa tahu voucher itu hanya untuk kamar saja. Tapi ternyata tidak. Kamar gratis dan seluruh fasilitas juga. Itu termasuk sarapan menu lengkap yang bisa dipilih sepuasnya, kolam renang, spa, salon, massage, ruang gym, bioskop mini, dan masih banyak lagi.
Sabtu jam 12 ia bisa mulai cek-in, dan Minggu jam 12 ia cek out. Ia memutuskan untuk cek in lalu berenang, setelah itu pijat. Untuk makan malam, mungkin ia akan pesan online saja. Malamnya ia akan mencoba ke gym atau bioskop. Pagi ia akan berenang dulu lalu sarapan, setelah itu ke salon dan spa, kemudian cek out. Dan sisa hari akan dilaluinya dengan tidur di kamar kosnya. What a beautiful plan!
Ratri mengawali semua rencananya dengan melompat-lompat di kasur empuk yang luas. Kamarnya luas dan terang benderang. Sebuah bed single ukuran besar menempati tengah ruangan. Ada satu set meja kursi sofa, lemari, Â meja kerja, dan tentu kamar mandi nyaman lengkap dengan bath-up. Sepertinya memang bukan kamar termahal di hotel itu, tapi sudah lebih dari cukup buat Ratri yang cenderung menyimpan rupiah terakhir yang bisa disimpan. Setelah puas melompat, Ratri mulai meneliti fasilitas di atas meja. Ceret listrik, gelas, teh, kopi, sebotol air mineral, sebotol air teh, setrika, handuk, perlengkapan mandi, sajadah, Al-qur'an.
Ratri memutuskan untuk membuat secangkir kopi dulu karena ia agak mengantuk. Setelah ngopi ia akan segera berenang sesuai rencana.
Kolam renang sepi. Hanya ada seorang perempuan muda yang sepertinya punya target sekian putaran. Ia berenang dengan sangat fokus sepanjang kolam, lalu kembali. Ratri agak minder melihat cara perempuan itu berenang. Di sudut terjauh, Ratri melihat seorang bapak-bapak muda sedang merendam tubuhnya. Hanya diam tak bergerak, kepalanya nongol dan ia seperti mengamati perempuan muda perenang itu.
"Dasar cabul," gumam Ratri, lalu mulai mencari tempat untuk berenang. Yang penting jauh dari si bapak ganjen. Bapak-bapak yang dimaksud Ratri justru terlihat tertegun menatap sosok yang baru datang untuk berenang. Ia memandangi Ratri dari kejauhan seolah mengenalnya. Ratri sendiri paham bapak-bapak itu sedang mengalihkan fokus kepadanya, tapi Ratri memilih abai. Ia mau bersenang-senang dan tak usah peduli pada orang lain.
Ratri tak ingin lama-lama berenang. Hanya dua kali panjang kolam, lalu ia segera mengambil handuk menutupi sebagian badannya yang terbalut baju renang yang basah kuyup. Ia berjalan menuju kamarnya.
"Setelah ini rencananya kau mau coba fasilitas yang mana dulu?"
Tiba-tiba Ratri mendengar suara yang tak asing di telinga. Langkah basah menjejerinya. Ratri menoleh dan melihat si bapak-bapak ganjen ada di sampingnya. Tapi ternyata bapak-bapak itu orang yang dikenalnya, Gunawan!
"Kau?" Ratri seolah tak mempercayai penglihatannya.
"Hei...iyaa, ini aku. Bagaimana menurutmu penampilanku?" Gunawan bergaya memegangi dagunya.