"Iya. Di lantai paling atas hotel ini, ternyata ada semacam taman yang cantik. Kamu belum lihat, kan?"
"Memangnya kamu sudah?"
"Sudah, dong. Setelah berenang tadi, aku naik ke atas. Mau?"
Tanpa pikir panjang, Ratri mengangguk. Mumpung sudah di sini, kenapa tidak mengeksplor lebih jauh? Mumpung ada yang menemani. Betul juga kata Gunawan. Walau sering musuhan dengan Gunawan, tapi kalau disuruh  bercakap-cakap dengan tamu hotel lain secara acak, pilihannya pasti mending ngobrol sama Gunawan.
Setelah Gunawan membayar makanan, mereka segera menaiki lift menuju rooftop.
Udara segar langsung terasa menerpa wajah Ratri ketika lift terbuka di lantai teratas. Rooftop dipenuhi kursi-kursi yang diatur seperti di taman-taman. Banyak pot bunga di sana-sini. Lampu-lampu berkelap-kelip.
Ratri menengadah dan bisa melihat langit luas yang kebetulan sedang cerah.
"Kenapa aku baru tahu kalau hotel ini punya rooftop secantik ini ya?" gumamnya.
"Rooftop ini baru. Makanya nggak banyak orang tahu. Nanti ke depan akan difungsikan sebagai kafe," jelas Gunawan.
"Yuk, kita duduk di pinggir sambil melihat kota dari atas," Gunawan mengajak Ratri duduk di bagian pinggir rooftop. Kelap-kelip kota di malam hari terlihat. Beberapa gedung besar dan masjid terlihat menonjol.
"Mau berfoto di sini? Aku fotokan," ucap Gunawan.