Abstrak
Kurikulum merupakan wahana belajar mengajar yang dinamis sehingga perlu dikembangkan dan dinilai secara terus menerus berkelanjutan sesuai denga perkembangan yang ada dimasyarakat. Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang menentukan bagaimana kurikulum akan berjalan. Sehingga dalam penyusunan pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan langkah - langkah sebagai berikut: Perumusan Tujuan, Menentukan Isi, Memilih Kegiatan, dan Merumuskan Evaluasi. Sehingga dalam penyusunan pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan langkah-langkah: 1) Perumusan Tujuan, 2) Menentukan Isi, 3) Memilih Kegiatan,4) Merumuskan Evaluasi. Dengan beberapa model, seperti; model Beauchamp yang dikenal dengan model terbalik, Hida Taba, dan banyak lagi model menurut akhli -- akhli yang dapat dijadikan referensi bagi guru maupun sekolah untuk melakukan pengembangan kurikulum dan didasarkan pada karakteristik wilayah atau daerah.
Kata Kunci: kurikulum, pengembangan kurikulum, langkah-langkah pengembangan kurikulum
Abstract
The curriculum is a vehicle for learning dynamic that needs to be developed and assessed continually ongoing in accordance with the existing development community. Curriculum development is a process that determines how the curriculum will be run. Thus, in the preparation of curriculum development should consider steps as follow: Formulation Interest; determining content, choosing activity, and formulate evaluation. Thus, in the preparation of curriculum development should consider steps: 1) Formulation of Objectives, 2) Determine Content, 3) Choose activities, 4) to formulate evaluation. With some models, such as; Beauchamp models, known as the model upside down, Hida Taba, and more models according to experts that can be used as a reference for teachers and schools to develop curriculum and is based on the characteristics of the area or region.
Keywords: curriculum, curriculum development, curriculum development steps
Â
Â
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan baik dalam masyarakatnya, mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidupnya sendiri, serta berkontribusi secara bermakna dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas masyarakat dan bangsanya Sementara itu, ada indikasi yang menunjukkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih belum meningkat secara signifikan. Dari dalam negeri diketahui bahwa NEM SD (Nilai Ebtanas Murni Sekolah Dasar) sampai sekolah menengah relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dari dunia usaha juga muncul keluhan bahwa lulusan yang memasuki dunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Ketidakpuasan berjenjang juga terjadi, lulusan SD kurang baik untuk mengikuti pembelajaran di Sekolah Menengah, dan kalangan perguruan tinggi merasa bekal lulusan sekolah menengah belum cukup untuk mengikuti perkuliahan Tilaar mengemukakan bahwa pendidikan nasional dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok yang berkaitan kuantitas dan kualitas, relevansi atau efisiensi eksternal, elitisme dan manajemen.
Lebih lanjut dikatakan bahwa setidaknya ada enam masalah pokok dalam sistem pendidikan nasional. (1) menurunnya akhlak dan moral peserta didik, (2) pemerataan kesempatan belajar, (3) masih rendahnya efisiensi internal sistem pendidikan, (4) status kelembagaan, (5) manajemen pendidikan yang tidak sejalan dengan pembangunan nasional, (6) sumber daya yang belum profesional. Menghadapi hal tersebut, perlu dilakukan pemerataan terhadap sistem pendidikan secara kaffah (menyeluruh), terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan, serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Secara idel (teoritis) perubahan kurikulum dimungkinkan terjadi setelah dilaksanakan selama sepuluh tahun, itupun harus didasari oleh hasil pengkajian dan penilaian secara mendalam. Di samping itu, kurikulum harus dinamis dan adaptif terhadap segala perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat yang terus berkembang. Dinamis berarti terus berkembang menuju arah yang lebih baik dan menjawab tantangan zaman, adaptif berarti mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan serta diperlukan oleh masyarakat. Tampaknya pihak Depdiknas menilai bahwa kurikulum 1994 sudah ketinggalan zaman (out of date) yang sudah tidak mampu lagi menjawab tantangan dunia yang semakin kompetitif, tidak mampu lagi menjawab kebutuhan masyarakat.