PEMAKNAAN LIBAS DENGAN METODE ANALISIS SEMANTIK TOSHIHIKO IZUTSU
Inayatu Rohmah
Inyaturhmah3@gmail.com
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
Abstrak : Bahasa Al-Qur`an memiliki karya sastra yang tinggi. Dari segi lafadz maupun Maknanya sangatlah indah. Salah satunya membahas mengenai al-libas (pakaian). Kajian ini akan menganalisis makna kata Libas dalam Al-Qur'an . Konsep kata pakaian dalam al Qur'an belum terungkap sepenuhnya. Â Â Banyak yang mengatakan bahwa kata libas dalam Al-Qur'an diartikan sebagai pakaian saja, akan tetapi kata libas dalam Al-Qur'an mencakup beberapa makna. Maka kata libas menjadi kata kunci yang menarik untuk dikaji dengan metode semantik, dengan harapan bisa menetahui tentang makna dasar libas, makna rasional libas, dan perubahan makna libas yang terjadi dari masa ke masa ( pra- Qur'anik, Quranik, dan pasca-Qur'anik). Selain itu, akan diketahui juga tentang pandangan dunia terhadap makna kta libas. Jadi, akan dihasilkan makna libas tidak hanya secara tekstual, tapi juga secara kontekstual.
Kata Kunci : Libas, Semantik
Abstract : The language of the Qur'an has a high literary work. In terms of pronunciation and its meaning is very beautiful. One of them discusses al-libas (clothing). This study will analyze the meaning of the word Libas in the Qur'an. The concept of the word clothing in the Qur'an has not been fully disclosed. Many say that the word libas in the Qur'an is defined as clothing only, but the word libas in the Qur'an includes several meanings. Then the word libas becomes an interesting keyword to study using the semantic method, with the hope of knowing about the basic meaning of libas, the rational meaning of libas, and changes in the meaning of libas that have occurred from time to time (pre-Qur'anic, Quranic, and post-Qur'anic). 'anik). Besides that, it will also be known about the world view of the meaning of kta libas. So, libas meaning will be generated not only textually, but also contextually.
Keywords: Libas, Semantics
Pendahuluan
Tidak ada pelafalan tanpa makna atau sebaliknya, meskipun pelafalan yang digunakan berasal dari bahasa yang berbeda karena makna adalah apa yang terdapat dalam pikiran yang diucapkan dengan menggunakan pelafalan tersebut.Setiap kata merupakan wadah yang berupa makna. Saat dia menjadi lebih sadar akan kemungkinan pengucapan tertentu, dia juga menjadi lebih berhati-hati dalam memilih kata yang akan digunakan untuk mendeskripsikannya. Oleh karena itu, prinsip utama dalam memahami Makna Lafal-lafal yang Digunakan dalam ayat-ayat Sebagai Penafsir Al-Qur'an adalah bahwa satu kata pun dapat mencakup beberapa Makna.[1]