Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bara

25 September 2018   16:20 Diperbarui: 25 September 2018   16:26 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku merasa dadaku amat sesak.

            "Mas Bara hanya merasa tak sepadan dengan Mbak Tia yang berpendidikan tinggi, modern. Mas Bara paham bahwa Mbak Tia takkan mungkin mau diajak tinggal di desa, Mas Bara paham takdir Mbak Tia lain. Mas Bara hanya tak pernah bilang bahwa dia merasa begitu kesepian tanpa Mbak"

Kali ini pertahanan mataku jebol.

Kupeluk perempuan di depanku.

            "Mbak Tia, pulanglah Mbak. Mas Bara pasti kangen. Empat tahun adalah waktu yang tak mudah bagi Mas Bara untuk hidup sendirian, Mbak".

Maafkan aku Mas, maafkan aku yang tak pernah menanyakan apakah kau mencintaiku atau tidak. Maafkan kesimpulan kesimpulan yang kubuat sendiri.

            "Aku yakin Mas Bara akan tetap menerima Mbak Tia".

Aku mengangguk, menyemogakan banyak hal.

            "Gaun merah ini, Mbak saja yang simpan. Mas Bara suka warna merah Mbak, Mas Bara pasti suka kalau Mbak yang memakainya" katanya. Aku menggeleng, sudah kuniatkan jika hadiah ini untuknya.

            "Maaf Mbak, maaf sekali. Saya sudah terlalu banyak merepotkan Mas Bara selama ini. Rasanya tidak adil jika saya menerima hadiah ini"

Kami saling memeluk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun