Ipul pun mengambil surat itu, dan membacanya sambil menangis.
“Assalamu’alaikum,
Bang Ipul, yang ku cinta.
Saat bang Ipul membaca surat ini, mungkin Gina telah tiada.
Akhir akhir ini Gina merasa akan mati, dan merasa akan bertemu dengan Malaikat Izrail. Tapi aku menutupinya supaya abang tidak gundah. Hari ini aku senang sekali bisa ke makam ibu abang, selama 3 bulan kita menikah abang berjanji membawa ku ke makam ibu abang, tetapi karena kesibukan abang jadi tidak pernah kesampaian. Alhamdulillah, hari ini kesampaian.
Abang, jika Aku tidak meninggal di makam ibu abang nanti aku ingin menyatakan pada Allahuyarham ibu abang bahwa aku sangat mencintai abang karena Alloh. Ya karena Alloh, bang. Abang mencintai ku karena Alloh juga kan bang?
Bila aku benar-benar meninggal nanti bang, abang tidak boleh bersedih, karena aku tidak ingin melihat abang bersedih. Karena bersedih itu tidak dapat menyelesaikan masakah bang
Hidup itu harus berjalan terus bang, janganlah kehilangan aku abang membunuh diri sendiri seperti roman Romeo dan Juilet. Selain Karena bunuh diri itu dosa dan langsung masuk neraka, benar kan bang.
Terima kasih telah menjadi Imam ku selama ini.
Gina istrimu tercinta..
Ipul menyeka air matanya, dan berdiri tegap.
***
Esoknya, ke empat orang itu di makam kan pagi hari.
Rintik hujan atau pun dinginnya udara tidak menghalangi pemakaman
Pagi itu dingin sekali tetapi tidak bagi Ipul, karena semangat baru telah mengobar di dadanya, sebuah cinta istrinya.
***
Catatan Kaki
1. HR. At Tirmidzi
2. HR. Ahmad
3. Lihat Al Kalim Ath Thoyyib no. 175. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih
Cerpen ini terisnpirasi dari kecelakaan beberapa waktu yang lalu, pemberitaan media yang banyak menyinggung bahwa kecelakaan karena tempat itu terkutuk dan sebagainya membuat saya ingin membantah pemberitaan yang menyalahi syariat tersebut. Semoga dapat diambil hikmahnya. Untuk tetanggaku, yang kemarin tanggal 9 september 2011, Innalilahi wa innalillahi raji’un, maaf aku tidak bisa berkata apa-apa, ataupun memberikan semangat kepada bapak karena telah kehilangan seorang istri, aku juga kaget saat pulang kerja telah dikejutkan berita itu, karena pagi hari kondisi istri bapak masih segar bugar, negitu juga berita yang didengar hingga menjelang maghrib telah tiada. Untuk kakak sepupuku Uda Bot, tetaplah tegar, dan janganlah bersedih karena kematian calon istri uda, semoga Alloh menggantikan istri yang sholeh dan terbaik untuk uda. Wallahu 'alam