Mohon tunggu...
Ilham Anugrah
Ilham Anugrah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

“Sudah kubilang, aku ya aku, kamu ya kamu, soal siapa yang lebih hebat itu cerita yang membosankan” (Shikamaru Nara)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi Itu Dingin Sekali

10 September 2011   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:04 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan pun turun, menyirami jalan tol pagi itu. Jam di mobil telah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Mobil melesat cepat, dan bezig zag di jalan yang becek.

Km 90

Kosentrasi Bang Jejen pun mulai buyar, karena kaca di mobil berkabut dan tidak jelas walaupun sudah di bersihkan kaca dengan alat di kaca depan mobil. Ia pun mengelap sedikit dengan tangannya untuk memperjelas jarak.

Kini suasananya seperti saat itu, di depannya adalah truk pembawa bensin, dan di samping kanannya adalah patas, sedangkan di sebelah kiri belakang ada mobil sedan yang melaju.

Bang Jejen teringat ledekan tante Nisa tadi, ia tidak mau di ledek lagi. Ia yakin akan pengalaman mengemudinya bertahun-tahun di keluarga Ipul, hujan atau pun kemarau ia mampu mengatasi berbagai medan. Maka ia menyalakan lampu sen ke kiri, untuk meminta jalan pada sedang di belakangnya. Tapi sedang yang dibelakannya tidak mau mengalah, malah membunyikan klaksonnya. Ia pun segera menusuk sebelah kanan, melewati celah jalan yang terbuka diantara patas dan truk pembawa bensin. Wush ia pun melewati keduanya. Dan mengelus dada, tetapi ternyata di depan patas itu ada mobil yang ke kiri arahnya, tabrakan pun tidak di hindari.

Mobil yang di supiri bang Jejen terlontar ke kiri, sebuah sedang melesat dari arah kiri melewati truk pembawa bensin, tetapi saat ia melewati mobil itu bertabrakan dengan di supiri bang jejen. Sedan itu terhenti dan ditabrak truk pembawa bensin, truk itu oleng ke kanan menabrak patas. Sedangkan mobil yang disopiri bang Jejen berputar-putar hingga menabrak pembatas jalan, kemudian terbalik.

Duar, ledakan besar terjadi pada truk pembawa bensin. Memanasi pagi, yang diguyur hujan.

***

Pagi itu dingin sekali, karena hujan lebat sejak tiga hari ini berturut-turut. Aktifitas di kota itu tidak banyak karena masih suasana lebaran, dan tidak ada yang bekerja, kecuali beberapa profesi.

Di sebuah rumah sakit, hanya sedikit yang bekerja tetapi aktivitas tetap berjalan karena jika semua dokter dan perawat yang pulang kampung siapa yang akan membantu melakukan pertolongan pertama atau pun merawat pasien agar ia bisa bertahan hingga sembuh.

Aktifitas itu pun dikerjakan pada sebuah ruangan, seorang dokter sedang memeriksa pasien. Pasien itu selamat dari kecelakaan beruntun kemarin, dan menimbulkan ledakkan sehingga arus lalu lintas mengalami kemacetan. Hanya ia yang selamat, kini terbaring. Pasien itu sudah terhindar dari koma, yang di alami dua hari yang lalu, perlahan pasti detak jantungnya menguat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun