2. Etika menanyakan legitimasinya. Dengan kata lain, norma - norma yang tidak dapat melindungi diri dari masalah krisis otomatis kehilangan legitimasinya.
3. Etika juga meragukan hak  orang tua, sekolah, negara, agama dan lembaga lain untuk mengeluarkan perintah dan larangan.
4. Etika adalah alat berpikir yang rasional dan ber tanggung jawab bagi para profesional dan  siapa saja yang tidak mau terpengaruh oleh norma-norma yang ada.
5. Etika memberi orang kesempatan untuk mengambil sikap rasional terhadap semua norma
Perilaku manusia ditentukan oleh berbagai norma. Etika membantu orang berhubungan dengan semua norma dari luar dan dalam, dan membantu orang memperoleh kesadaran moral yang mandiri. Etika mengkaji dasar dari semua norma moral. Etika biasanya membuat perbedaan antara "etika deskriptif" dan "etika normatif". Etika deskriptif memberikan gambaran tentang gejala kesadaran moral, norma dan konsep etika. Etika normatif tidak lagi berbicara  tentang gejala, tetapi tentang bagaimana seharusnya perilaku manusia itu. Dalam etika normatif, norma dinilai dan setiap orang ditentukan.
Pandangan Aristoteles tentang etika tentu jauh lebih rumit. Idenya tentang kebajikan adalah yang paling menarik dari perdebatan etisnya. Namun gagasannya tentang kebajikan tidak terlepas dari refleksinya terhadap budaya masyarakat Yunani saat itu. Oleh karena itu, keutamaan-keutamaan yang dirujuk oleh Aristoteles, sebagaimana dipahami oleh Aristoteles, berbeda-beda menurut waktu dan tempat dan tidak berlaku untuk semua tempat. Etika Aristoteles, terutama doktrinnya tentang kebajikan, tidak banyak membantu dalam memecahkan dilema moral besar yang kita hadapi saat ini. Ia belum menggunakan tenaga nuklir, reproduksi buatan, penelitian, biomedis embrionik, kloning, dan lain - lain. Pertimbangan etis lainnya diperlukan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab. Pemikiran dari Aristoteles mengenai keutamaan lebih tepat digunakan sebagai cara untuk emnilai ukuran moral seseorang berdasarkan tingkah lakunya, dan juga hidup moralnya secara keseluruhan termasuk keutamaan moral.
Etika dalam Bisnis
Dari sudut pandang ekonomi, kesepakatan yang baik adalah yang membawa banyak keuntungan. Namun, agar bisnis menjadi interaksi yang menguntungkan kedua belah pihak, perlu diketahui bahwa mengejar keuntungan dalam bisnis tidak sepihak. Oleh karena itu, bisnis yang baik harus memenuhi standar etika. Artinya, Anda bisa tetap fokus pada bisnis Anda, yaitu mencari keuntungan, tetapi Anda harus memiliki nilai etika untuk berbisnis.
Salah satu ekonom yakni Veronica Komalawati menyatakan jika etika ialah suatu pedoman standar, dan ukuran dalam menilai tingkah laku manusia untuk menentukan baik buruknya perilaku manusia yang diterima secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Selanjurnya menurut Magnis Suseno etika merupakan ilmu, dan bukan sebuah pelajaran. Sedangkan moralitas yakni petunjuk yang konkret mengenai bagaimana harus hidup, dan etika itu sendiri ialah suatu perwujudan secara kritis dan rasional mengenai ajaran moral yang akan digunakan.
Karena pentingnya etika, ada beberapa alasan mengapa kita semua perlu mengetahuinya. Berbagai prinsip yang disumbangkan menjadi dasar untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam semua bentuk dan jenis interaksi, dan dalam hubungan antar manusia. Segala bentuk kerjasama antar kelompok masyarakat didasarkan atas adat istiadat, dan juga kesepakatan bersama. Oleh karena itu, kehati-hatian harus diberikan untuk menerapkan etika pada semua aspek kehidupan dan pengalaman.
Perhatian etika dalam bisnis sudah ada seiring berkembanya bisnis itu sendiri, yakni semenjak bisnis ada atau lahir dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dan sejak saat itu, etika selalu mendampingi segala aktivitas bisnis.