"Kenapa dia?" tanya Nara terkejut.
"Gak tahu, dia sudah begitu waktu aku samperin kesini."
Nara membuka kelopak mata Dandy lalu melirik sebuah lintingan kecil di tangan kanannya yang telah habis terbakar setengahnya.
"Nih sebabnya, kayaknya kebanyakan." Nara memperlihatkan lintingan kecil itu kepada Rein..
"Terus gimana kak, kita kan gak bisa ninggalin dia di sini, ini sudah sore." Rein khawatir sementara angin sore semakin kencang menyapu tubuh mereka.
"Cari Jimmy, tadi kayaknya dia masih ada di bengkel, kita bawa Dandy pulang."
"Ke kosan aku? Ih gak mau ah."
"Ya kosan aku dong." kata Nara tenang sambil tersenyum simpul.
"Buruan sana, kasihan nih temen kamu ini, teler tingkat tinggi bentar lagi pasti tidur gak bangun-bangun."
"Gak bangun-bangun?" Rein tambah panik.
"Bangun tapi nanti beberapa jam lagi." terang Nara.