Rein memandangi ilalang yang bergoyang-goyang di tiup angin sore dari belakang gedung kuliahnya. Telinganya mendengarkan suara frontman Candle Box yang tengah menyanyikan lagu andalan mereka, Â Far behind dari earphone walkmannya. Â Disampingnya, Dandy duduk bersandar di tembok yang catnya sedikit terkelupas di makan cuaca. Kampus mereka memang belum sepenuhnya maksimal di bangun dan ditata, masih ada area kosong yang dibiarkan ditumbuhi ilalang, tak terawat.
"Mau? Biar gak sedih lagi Hahaha." tiba tiba Dandy mengulurkan sebuah lintingan kecil yang menyerupai sebatang rokok kepadanya.
"Kamu mau ajak-ajak aku buat pakai itu dengan alasan setia kawan?" tanya Rein sewot, ia melepas earphonenya.
"Becanda, gak lah." Dandy tertawa lagi dengan nyaringnya.
"Sejak kapan kamu pakai itu lagi?" Â baru kali ini Rein berani bertanya kepada Dandy, padahal sebelumnya ia sudah tahu dari cerita Jangkrik dan Beni.
"Sejak ditendang dari band kesayangan." Dandy menjawab sekenanya sambil masih tertawa-tawa.
"Buat apa sih."
"Buat bersenang-senang aja lah, hepi-hepi dan buat menajamkan kreatifitas."
"Kamu gak takut orang tua kamu tahu?"
"Orang tua? Memangnya aku punya orang tua?" Dandy tergelak.
"Haduh, memang ngaruh ya pakai itu?" tanya Rein mulai kesal.
