Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (22)

17 Juli 2017   17:46 Diperbarui: 26 November 2023   17:22 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cepetan." Jimmy menarik lengan Rein dengan paksa.

***

Rein berjalan pelan ke arah Jed, jantungnya mendadak berdebar tak menentu. Langkahnya pendek-pendek. Perlahan ia pun duduk di depan pemuda yang terlihat berusaha memasang tampang seramah-ramahnya itu.

Jed menatap ke kedalaman mata Rein dengan tajam yang membuatnya menjadi sedikit jengah.

"Sebenarnya aku gak enak ngomong gini ke kamu, tapi demi mereka,  aku terpaksa harus bertanya." Rein menunjuk meja yang di tempati teman-temannya.

"Kenapa? ada yang bisa aku bantu ?" Jed bertanya dengan ramah, pupil matanya membesar.

"Mereka butuh gitaris pengganti, Dandy mogok."

"Kenapa Si Dandy bisa mogok?"

"Ada sesuatu yang belum bisa aku ceritain ke kamu, tapi intinya kamu bisa bawain lagu-lagu punk kan?"

"Aku suka punk." Jawab Jed pendek.

"Mepet banget buat malem ini. Kalau sekarang dari sini mungkin masih bisa latihan, tapi setidaknya kalau kamu bisa mereka pasti senang." Rein menoleh ke belakang melihat Beni dan Jangkrik yang tengah terlibat obrolan seru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun