Mereka tersenyum dan akhirnya mulai bicara satu sama lain.
Setiap kali Lira mengunjungi tempat itu ia selalu menemukannya disana. Duduk bersila dengan sebuah buku atau majalah yang mengangga di pangkuannya.  Pemuda itu bernama Ren. Ren yang selalu mengingatkan Lira kepada Rhi.  Lira tidak tahu apakah ini kasih sayang  atau hukuman dari Tuhan yang telah mengirimkan sosok yang sekilas mirip dengan pemuda yang masih mengisi hatinya itu hingga kini.
***
Lira sibuk memilih dan memilah majalah dihadapannya ketika wangi parfum yang sangat familiar menyentuh hidungnya lembut.
"Hai, sudah lama?" Ren duduk di samping Lira.
"Belum, pulang kuliah?" Pertanyaan basa-basi yang selalu dilancarkan Lira bila bertemu dengan Ren.
Ren menggeleng. "Dari rumah sakit."
"Siapa yang sakit?" Lira menatap wajah pucat itu. "Kamu?"
Ren terlihat terkejut mendengar pertanyaan Lira. "Errr… gak ada. Lagi pula kalau aku sakit, mana mungkin aku ada disini, iya kan?" Ren terdengar gugup.
"Lantas?"
"Ya, medical check up aja kok." Ren berkata pelan, sambil sibuk membolak-balik majalah yang ia ambil sembarangan.