Ternyata Aurum sudah menggunakan mukena dan telah menanti diatas sajadah. Aurum terlihat begitu menawan dengan tampilan mukena putih yang membalut wajah dan tubuhnya. Aurum yang memiliki wajah bulat dengan lesung pipi dan tersenyum dengan gigi gingsul akan sangat terlihat sempurna bak bulan dimalam purnama.
"Ayo wudhu Bang. Aku matiin yaa. Wassalamualaikum" setelah mengucapkan salam, Aurum lalu melambaikan tangan kanan kepadaku kemudian mematikan handphonenya.
Ketika menuju ke tempat wudhu. Aku merenungkan arti panggilan Adzan tersebut.
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah
Aku menyaksikan bahwa nabi Muhammad itu adalah utusan Allah
Marilah Sholat
Marilah menuju kepada kejayaan
Allah Maha Besar, Allah Maha Besar
Tiada Tuhan selain Allah
Sesungguh kita adalah hamba. Seharus selalu mengakui kebesaran Allah. Mengakui ke-Esaan-Nya, Mengakui Nabi Muhammad adalah utusan Allah, dengan dirikan shalat maka kita akan meraih kemenangan. Baik kemenangan di dunia maupun kemenangan diakhirat kelak.
Bagaimana kita mau jaya dan menang, sementara Allah memanggil untuk dirikan Shalat agar kita menjadi orang yang menang tidak kita laksanakan.
"Ya Allah, ampunilah salah dan dosaku, karena telah meninggalkan perintah Shalat selama ini". Gumamku sedih dalam hati.
Aku bersegera berwudhu kemudian kembali ke kamar untuk menunaikan shalat subuh. Setelah melaksanakan shalat subuh aku pun tertidur.
Setelah menyiapkan makan siang dimeja. Lalu Amu kekamar memanggil ku. Aku pun terbangun lalu mengambil handphone dan melihat jam, ternyata sudah jam 12.00.
"Kaka makan siang dulu!" ucap Amu.
"Iya, nanti aku mandi dulu". Jawabku
Selesai mandi dan berganti pakaian. Aku langsung kemeja makan bergabung dengan Amu dan kami langsung makan siang. Hari ini Amu masak nasi, ikan goreng, sayur asem, tahu dan tempe goreng, kua ikan garopa dan pupeda (makanan khas maluku). Amu ini jago masak. Mampu meracik bumbu seadanya, tapi enak dilidah. Siang ini Aku makan dengan sangat lahap.