Terasa sedikit agak gugup dan grogi pada saat nama saya dipanggil namun hal itu tidak berlangsung lama. Segera bisa dinetralisir berkat pengalaman yang sudah saya miliki pada saat dulu pernah bekerja di beberapa perusahaan asing sebelumnya di mana juga sering mengikuti acara meeting dengan tim manajemen termasuk dengan para direksi yang juga ikut hadir.
Memakai jas kasual berwarna biru senada dengan blue jean yang saya pakai, saya berjalan ke depan ke arah layar presentasi. Saya dengan lancar menyampai keberhasilan dan strategi yang saya terapkan untuk meningkatkan penjualan dan fasilitas-fasilitas yang dibangun untuk men-support penjualan melalui slide presentasi yang sudah saya siapkan sebelumnya.
Semua bertepuk tangan dengan presentasi yang saya bawakan dan saya pun merasa cukup bangga dengan kemampuan presentasi saya.
Satu persatu perwakilan cabang menyampaikan presentasinya. Termasuk juga Jenny yang mewakili perusahaannya menjelaskan mengenai produk-produk yang mereka buat mulai dari proses produksi, quality control hingga cakupan area pemasarannya.
Terlihat sangat profesional yang ditunjukkan oleh seorang wanita muda, cantik dengan penampilan yang sangat tenang dia membawakan presentasinya. Saya pun ikut mengaguminya.
Bayangkan di depan para bule yang menjadi audiennya, dia memberikan presentasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan menggunakan bahasa Inggris yang lancar yang notabene bukan bahasa ibunya.
Malam harinya setelah menikmati acara barbeque, kami pun diajak untuk bermain poker termasuk Jenny juga ikut bermain. Cukup seru…walaupun baru pertama kali kami memainkan kartu poker tersebut. Semua merasa senang dan tertawa bahagia.
Dua tahun sudah berlalu, setelah kami menghadiri acara Global Sales Meeting di Vancouver Canada. Mungkin semua sudah mulai melupakannya karena kami semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Namun komunikasi saya dengan Jenny masih tetap terjalin melalui aplikasi Wechat.
Di setiap kali chatting dengannya seringkali saya menggodanya dengan candaan-candaan romantis dan dia pun melakukan hal yang sama sehingga dari pertemuan kami yang pertama hingga sekarang terasa begitu akrab. Demikian pula dengan produknya sudah sering kami beli dan jual di wilayah pemasaran kami di Indonesia.
Beberapa kali dia mengundang saya untuk datang mengunjungi pabriknya di Shanghai. Saya bilang kepadanya jika suatu saat nanti pasti saya akan datang ke sana untuk mengunjunginya karena ada pabrik kami juga di Wuxi sekitar 150 km dari kota Shanghai.
Dan benar saja, dua tahun setelah pertemuan kami di Vancouver tersebut saya pun terbang ke Shanghai dengan menggunakan pesawat Garuda menuju Bandara International Pudong untuk mengunjungi pabrik kami di Wuxi.