"Mang Rilo silakan teruskan memotong batang menggunakan alat seadanya ya mang. Dan jangan lupa, hubungi teman yang punya mesin tadi."
"Baik bu" ucap mang rilo mengerti.
Kami pun lekas berjalan menuju ruangan kelas yang bagian depan bangunannya terkena ambrukan pohon. Terlihat juga para bapak - bapak dan pemuda dari kampung sebelah datang membawa parang dan gergaji, untuk ikut membantu menebang pohon dan sebagian dari mereka turut membantu kami memindahkan meja serta kursi ke ruangan ujung dekat bangunan WC dan Perpustakaan. Sekitar pukul 9 lewat, pihak terkait baru tiba dengan membawa 2 mesin Chainsaw untuk memotong batang pohon. Aku, ibu kepala sekolah, para guru beserta bapak - bapak dan pemuda kampung yang turut hadir pun beristrirahat. Sambil menyaksikan pihak terkait memotong batang pohon yang tidak termakan oleh tajamnya parang.
Sekitar pukul 11 siang, bagian batang yang merobohi kelas sudah bisa dipindahkan. Tiba-tiba langit kembali begemuruh hebat. Air hujan pun turun diiringi gemuruh suara guruh. Kuperhatikan langit yang hitam, yang sedang menumpahkan airnya. Sembari ku ulurkan tangan, membiarkannya terkena oleh air hujan.
"Terima kasih hujan, atas pembelajaran hari ini." ucapku dalam hari.
Doni dan teman - temannya berdatangan memasuki gerbang sekolah, mengenakan sebuah payung dengan membawa beberapa makanan serta minuman hangat. Menghampiri kami yang sedang beristrirahat di depan perpustakaan.
"Bu... ini makanan dari mamak." Ucap Doni sembari meletakkan makanan ke atas meja.
"Kata mamak, para guru dan orang kampung sedang gotong-royong. jadi, mamak membuatkan makanan untuk ibu dan warga. Di makan ya bu." ucapnya
"Terima kasih ya Doni." Ucap ibu kepala sekolah.
Doni beserta para teman - temannya pun bergegas pulang ke rumah masing - masing.
"Setiap cobaan itu, benar ada hikmahnya ya Gun." Ucap bu Desi yang merupakan guru pendidikan Agama Islam. Sembari turut menyentuhkan tangannya di cucuran air hujan.