"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat petunjuk (dari Allah Ta'ala)." (QS. At-Taubah: 18).
1. Me-masjid-kan Hati
Hati pahlawan ditumbuhkan, dijaga, dirawat, dan dikembangbiakkan melalui optimalisasi peranan diri di lingkungan masjid. Pelibatan diri dalam ibadah wajib harian. Amal shalih sunnah harian. Shalat, Â dzikir, Â doa, Â shalawat, Â tilawah, zakat, shadaqah, dan shaum akan membuat hati tetap hidup.
"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah:152)
Dengan senantiasa mendekatkan diri ke masjid, iman sebagai tameng dan pengontrol diri dari pengaruh ma'shiyat dan kemunkaran akan bekerja maksimal menjalankan tugas dan fungsinya.
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati-hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah-lah, hati akan menjadi tenteram". (QS. Ar-Ra'd: 28).
2. Me-masjid-kan Fikiran
Fikir pahlawan disuntikkan di masjid. Masjid sebagai pusat penuntutan ilmu dan perolehan kajian pencerahan akan selalu mengasah fikir agar tetap berada pada koridor kepahlawanan.
Pembentukan kelompok bimbingan mental, intensifikasi kajian-kajian, pemberdayaan kreatifitas beride, bergagasan, Â dan berpendapat baik berperahu struktural keremaja-masjidan, ataupun pengagendaan program pembinaan intelektualitas keberagamaan dan kebernegaraan ke Parsadaan Naposo Nauli Bulung Huta berasaskan relijiusitas dan adat istiadat dapat dikategorikan sebagai alternatif bentuk aktualisasi semangat kepahlawanan dari sekian ragam lembaran saran kepada kader milenial.
Pendidikan Informal, di mana para dewasa atau orangtua mengajak anak-anaknya meramaikan masjid. Pendidikan Non Formal, dimana Pengajian alif ba ta, Taman Pendidikan Al-Qur'an, Â Madrasah Diniyah Takmiliyah, Majelis Taklim, diaktifkan dan dipedulikan di masjid dan sekitarannya.Â
Pendidikan formal, Â yang mana Raudhatul Athfal sederajat, Madrasah Ibtidaiyah sederajat, Â Madrasah Tsanawiyah sederajat, Â Madrasah Aliyah sederajat, Â dan Pondok Pesantren membasiskan operasional pendidikannya ke arah pemakmuran masjid, Â berkonsentrasi pada profesionalisasi pengelolaan masjid, Â serta aktivitas pendidikan terfokus di masjid dan lingkungannya akan men-syumuliahkan pemahaman terhadap urgensitas kesyukuran atas kemerdekaan.