Mohon tunggu...
Muhammad Idrisman Mendefa
Muhammad Idrisman Mendefa Mohon Tunggu... -

Pengembara Spiritual. PD. JPRMI Kab. Padang Lawas. Lembaga Al-Mahabbah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mensyukuri Kemerdekaan

29 Agustus 2018   12:11 Diperbarui: 29 Agustus 2018   12:23 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah yang termasuk golongan orang-orang yang selalu mendapat petunjuk (dari Allah Ta'ala)." (QS. At-Taubah: 18).

1. Me-masjid-kan Hati

Hati pahlawan ditumbuhkan, dijaga, dirawat, dan dikembangbiakkan melalui optimalisasi peranan diri di lingkungan masjid. Pelibatan diri dalam ibadah wajib harian. Amal shalih sunnah harian. Shalat,  dzikir,  doa,  shalawat,  tilawah, zakat, shadaqah, dan shaum akan membuat hati tetap hidup.

"Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah:152)

Dengan senantiasa mendekatkan diri ke masjid, iman sebagai tameng dan pengontrol diri dari pengaruh ma'shiyat dan kemunkaran akan bekerja maksimal menjalankan tugas dan fungsinya.

"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati-hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah-lah, hati akan menjadi tenteram". (QS. Ar-Ra'd: 28).

2. Me-masjid-kan Fikiran

Fikir pahlawan disuntikkan di masjid. Masjid sebagai pusat penuntutan ilmu dan perolehan kajian pencerahan akan selalu mengasah fikir agar tetap berada pada koridor kepahlawanan.

Pembentukan kelompok bimbingan mental, intensifikasi kajian-kajian, pemberdayaan kreatifitas beride, bergagasan,  dan berpendapat baik berperahu struktural keremaja-masjidan, ataupun pengagendaan program pembinaan intelektualitas keberagamaan dan kebernegaraan ke Parsadaan Naposo Nauli Bulung Huta berasaskan relijiusitas dan adat istiadat dapat dikategorikan sebagai alternatif bentuk aktualisasi semangat kepahlawanan dari sekian ragam lembaran saran kepada kader milenial.

Pendidikan Informal, di mana para dewasa atau orangtua mengajak anak-anaknya meramaikan masjid. Pendidikan Non Formal, dimana Pengajian alif ba ta, Taman Pendidikan Al-Qur'an,  Madrasah Diniyah Takmiliyah, Majelis Taklim, diaktifkan dan dipedulikan di masjid dan sekitarannya. 

Pendidikan formal,  yang mana Raudhatul Athfal sederajat, Madrasah Ibtidaiyah sederajat,  Madrasah Tsanawiyah sederajat,  Madrasah Aliyah sederajat,  dan Pondok Pesantren membasiskan operasional pendidikannya ke arah pemakmuran masjid,  berkonsentrasi pada profesionalisasi pengelolaan masjid,  serta aktivitas pendidikan terfokus di masjid dan lingkungannya akan men-syumuliahkan pemahaman terhadap urgensitas kesyukuran atas kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun