Mohon tunggu...
ida widiastuti
ida widiastuti Mohon Tunggu... Pustakawan - sedang belajar menulis jejak

Ketika Mulut Berganti Pena, Ketika Bicara Berganti Tinta. Pergi di 2015 ....kembali di 2022. Hampir sewindu berkelana.. meski terkaget dengan tampilan kompasiana 4.0 . Kini aku pulang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelakiku: Janji Hatiku

4 Agustus 2022   12:51 Diperbarui: 4 Agustus 2022   13:35 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Perlahan aku semakin mendekat. Teramat pelan. Aku tak ingin dia mengetahui keberadaanku.

 

“...Yaaa Rabb..ampuni hamba atas segala khilaf. Rabbana jangan engkau adzab kami atas kesalahan-kesalahan kami, namun ampunilah kami, sayangilah kami, berikanlah kami petunjuk yang lurus...Rabbi...maafkan hamba yang belum bisa membahagiakan...isteri hamba..”

 

suaranya tercekat. Badannya terguncang, tangisnya menghebat. Dan mataku pun mulai memanas. Bulir bening yang tak sanggup ku tahan. Keharuan yang teramat....

 

Aku tersungkur persis di depan punggungnya. Suamiku tersadar. Aku memeluknya erat dari belakang. Sangat erat.

 

“Sayang..aku mencintaimu karena Allah...” suaraku lirih tercekat. Tangis yang tidak bisa ku bendung.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun