Mohon tunggu...
ida widiastuti
ida widiastuti Mohon Tunggu... Pustakawan - sedang belajar menulis jejak

Ketika Mulut Berganti Pena, Ketika Bicara Berganti Tinta. Pergi di 2015 ....kembali di 2022. Hampir sewindu berkelana.. meski terkaget dengan tampilan kompasiana 4.0 . Kini aku pulang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelakiku: Janji Hatiku

4 Agustus 2022   12:51 Diperbarui: 4 Agustus 2022   13:35 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa potong kalimat itu kuulangi dengan jelas. Setelah memahami perusahaan tempat bekerjanya mengalami krisis dan harus melakukan rasionalisasi pegawai. Pilihan yang berat yang harus dilakukan. Ah...aku menangkup kertas itu di dadaku..Mbak Sarah benar. Aku memejamkan mata. Ada perasaan yang menyeruak dalam hatiku. Bukan sedih karena suami di PHK. Bukan!!...

 

***

 

Malam mendingin di awal Desember. Hujan yang  menghiasi di siang dan malam. Karena cintaNYA malam menjadi tempat peraduan di saat lelah. Lelah berjalan dalam putaran hidup yang terus bergerak. Melingkar. Kadang terasa pelan, kadang terasa cepat. Malam menjadi pelindung jiwa dari kelelahan. Di sepertiganya. Di saat cintaNYA begiiiiiitu dekat. Dan aku selalu merindukan saat-saat itu. Saat kening tersungkur di atas sajadah. Saat mengadukan semua peran yang kusandang. Saat tangan yang lemah ini tak sanggup mengurai hidup yang terkadang sulit ....

 

Jam 2.30 pagi aku terbangun. Alhamdulillah Rabbi. Engkau membangunkanku untuk jamuan malamMU. Aku melihat ke samping. Ku kucek mataku sekali lagi. Kemana A Marwan? Aku segera terbangun. Perlahan meninggalkan tempat tidur. Ah mungkin ke kamar mandi....batinku.

 

Perlahan aku menyeret kakiku ke luar kamar.  Sayup aku mendengar suara itu.  Dari kamar sebelahI!!

 

Suaranya  lirih. Aku mendekat.....seorang laki-laki tertunduk, bahunya terguncang-guncang pelan, doanya sayup kudengar. Ah..suamiku!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun