"Teh, aja."
Kepala pemuda itu naik-turun mengerti. Ia pun pergi memesan dua minuman. Dari kantin, entah apa sebab, Amelia kini dapat menikmati keindahan hamparan luasnya laut walau sudah mulai terlihat gulita, udara pun mulai dingin. Di atas sana, mulai terlihat api yang berkedip-kedip. Tak berapa lama pemuda itu datang dengan membawa secangkir teh dan kopi.
"Ini minumnya." Pemuda itu menyodorkan tehnya Amelia.
"Terima kasih, berapa ini?" Amelia menanya harga pesanannya.
"Kata penjualnya tadi untukmu gratis. Sebagai sambutan karena kau baru pertama kali naik kapal laut." Pemuda itu lagi lagi menggombal. Mungkin bermaksud menghibur.
"Kok bisa tau, kalau aku baru pertama naik kapal?"
"Tadi, kamu gak tau ada kantin di kapal."
Amelia tidak dapat berkata apa-apa. Ia sadar dengan keterkejutan dia tadi sewaktu diajak ke kantin. Amelia hanya ikut tersenyum.
Tapi tetap saja Amelia tidak percaya pesanannya itu gratis. "Aku gak percaya ini gratis. Berapa tadi harganya? Ini aku bayar," Amelia mengeluarkan uang dari kantong celananya.
"Gak usah. Itu sudah aman."
"Pakai duitmu tadi? Ini aku ganti."