"Terima kasih," Amelia mengangkat tangannya yang sedang memegangi kertas yang diberikan gadis kecil tadi.
"Oh..., sama-sama," pemuda yang berambut gondrong ikal itu menutupi keterkejutannya sambil tersenyum. "Ambil saja kalau kau mau. Kalau tidak, boleh juga dibuang. Sekarang itu jadi milikmu," katanya pada Amelia yang hendak mengembalikan kertas itu.
"Kalau kubuang nanti gak ada yang bacanya." Amelia sedikit mendekat. Perempuan paruh baya dan gadis kecil itu sedikit menyingkir ke samping.
"Kau kan sudah membacanya." Pemuda itu lanjut mengetik. "Kalaupun kau buang gak apa-apa." Ia kembali menatap gadis  yang sekarang berjongkok sopan di depannya.
"Kenapa begitu?"
"Supaya alam juga ikut membacanya. Kalau kau buang ke laut, nanti laut bisa membacanya." Pemuda itu selalu mengukir senyuman.
"Baik. Terima kasih," sahut Amelia.
"Maksudnya baik, mau dibuang?"
"Enggaklah. Aku simpan aja." Amelia memasukkan kertas kecil itu ke dalam saku jaketnya. "Terima kasih." Ia tidak berhenti-henti mengucapkan terima kasih.
"Sama-sama." Pemuda itu kembali mengetik.
"Silahkan dilihat-lihat dulu, mana tau tertarik baca buku-buku itu. Untuk mengisi waktu kosong selama di kapal." Pemuda menawarkan tanpa melihat ke wajah Amelia. Jari-jemarinya beradu menghasilkan alunan musik mesin tik berpadu dengan deburan ombak.