Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLove (I) 8: Julia Felicia

4 April 2012   01:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:04 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Julia tampak tak peduli. Padahal hatinya hampir hancur berkeping-keping. Seperti dua panah yang dilepaskan beruntun mengenai hatinya. Rasa sakitnya sulit dijelaskan. Ternyata, begini rasanya bila Jerry bersikap dingin pada perempuan. Semula dia tak percaya tahun lalu ada murid perempuan yang menangis karena Jerry menjauhinya. Tapi sekarang dia pun ingin berlutut dan menangis. Tapi dia sadar itu tidak berguna. Lagipula, dia sudah terlalu sering menangis. Setiap malam selama lima hari berturut-turut dia berdiam di kamarnya dan melamunkan Jerry. Pada akhirnya dia akan tertidur karena terlalu lelah menangis.

Jerry tidak bergabung dengan teman-temannya di meja kantin. Dia memilih duduk di pagar tanaman bersemen seperti kebiasannya sebelumnya. Tapi dia bisa melihat Julia dari sini. Entah kenapa, walau sakit, dia masih saja ingin melihatnya. Dia sepertinya rela sakit asal bisa melihatnya.

"Eh, Jer! Besok kita mau buat kejutan untuk Julia. Kau tau kan besok dia ulang tahun? Sudah siapkan kado? Atau mau ikut patungan dengan kita?"

Jerry terdiam mendengar perkataan Andre. Ekspresi wajahnya memang ceria. Tapi Jerry tahu dia berusaha ceria. Beberapa hari yang lalu dia dan Wandy, mungkin juga Wennendy tampak begitu kesal padanya. Mereka mengira Julia yang tiba-tiba diam dan menghindar dari mereka karena kesalahannya. Rupanya karena beberapa kejadian, setiap perempuan yang mendadak berwajah sedih dan melamun sendiri, pasti dia yang dituduh jadi penyebabnya. Tapi sekarang, tampaknya mereka bisa menyadari orang yang paling menderita adalah dirinya. Dia pun tak tahu apa yang membuat Julia tiba-tiba seperti itu.

Jerry mengangguk lemah. Dia jauh sebelumnya sebenarnya ingin membuat kejutan di hari ulang tahun Julia. Tapi, kalau dia dijauhi seperti ini dia juga tak bisa apa-apa. Semula dia berpikir akan membiarkan saja ulang tahunnya berlalu. Gelang tangan yang diberikan Mitha juga tak tahu harus diapakannya. "Aku sudah menyiapkan sesuatu," ujarnya kemudian.

Meski tak menoleh, Jerry bisa merasakan Andre dan kedua temannya saling pandang.

"Ya sudah, Jer. Besok tak ada ekskul, jadi pulang sekolah kita berencana mengguyurnya dengan air. Ada ide atau komentar?"

Jerry menggeleng," Terserah kalian saja," lanjutnya tanpa menoleh. Tanpa semangat.

Dia kembali melihat ke arah Julia. Rambut panjangnya yang tergerai menutupi pundaknya. Semakin dilihat, Julia tampak semakin jauh. Semakin dilihat, matanya mulai timbul rasa perih. Hatinya seperti diiris ribuan pisau. Dia segera memalingkan wajahnya. Mulai mencatat lagi apa yang dituliskan guru di papan tulis.

*****

Senyumnya justru terasa menyakitkan. Sebelumnya Julia sudah sering menghindari para senior. Tapi, tadi dia begitu dekat dengan mereka. Kemudian saat melihat Jerry sedang memperhatikannya, dia justru semakin akrab lagi. Daripada kesal sendiri, Jerry akhirnya mengajak anak kelas satu bicara. Untung saja anak ini cukup manis dan senang diajak bicara oleh Jerry. Jerry tahu Julia terdiam memperhatikan mereka. Kemudian dia pamit pada para senior. Dia berjalan tertunduk dan langsung masuk ke dalam kelas. Jerry ingin sekali menarik tangannya dan mengenggamnya. Dia ingin sekali berbuat sesuatu agar Julia kembali menatapnya, mengajaknya bicara. Dan, tersenyum seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun