"Kamu pesan apa, Jer?"
"Kamu lihat saja nanti. Aku yakin kamu akan suka."
"Tapi kok sepi ya? Kan katamu di sini makanannya enak."
"Jam segini wajar saja sepi. Sekolah kita saja yang pulangnya kelamaan. Orang lain tentu sudah makan dari tadi."
Julia kembali memandangi ruangan itu. Cukup besar. Tapi meja di sana hanya ada tiga. Sama sekali tak kelihatan rumah makan yang laris. Apalagi cat di dindingnya sudah mengelupas dan tampak kuning kecoklatan.
"Happy birthday to you ... Happy birthday to you! Happy birthday, Happy birthday ... Happy birthday to you!"
Julia tiba-tiba menoleh dan melihat kini teman-temannya berjalan ke arahnya. Jerry segera berdiri dan bergabung bernyanyi bersama mereka. Julia sedikit terkejut tapi hatinya senang sekali. Dia menutup mulutnya dan matanya menatap haru teman-temannya. Air mata bahagia mengalir membasahi pipinya. Dia lalu menoleh pada Jerry. Dan memberikan senyum penuh arti padanya. Dalam hati dia bertekad, dia tak akan pernah melupakan laki-laki yang bisa begitu tulus terhadapnya.
"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga ... sekarang juga!"
Julia tersenyum malu-malu. Kemudian saat dia akan meniup lilinnya, Lini menyelanya.
"Eh! Make a wish dulu!"
Julia tersenyum padanya lalu mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Matanya lalu terpejam cukup lama. Setelah itu dia membuka mata dan meniup lilin di depannya.