Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLOVE (I) 1: Kota Kecil

19 Maret 2012   15:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:46 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerry memelankan laju motornya setelah mendapat arahan jari telunjuk Ibunya yang duduk di boncengan. Sudah begitu banyak orang yang datang. Halaman rumah sibuk dengan tamu yang hilir mudik. Jerry menyadari keberadaan teman-teman sekolahnya. Karena itu dia terburu-buru ingin segera pergi.

Mama mau pulang jam berapa?”

Belum sempat Ibunya menjawab, seorang temannya sudah menyela terlebih dahulu. Jerry mengarahkan pandangannya ke arah lain. Siapa itu? Tanyanya tiba-tiba. Rasa-rasanya .... kok dia belum pernah melihatnya? Ya, tentu saja, ini pertama kali dia melihatnya. Cantik kelihatannya. Dia memicingkan matanya menjadi sipit. Tetap saja dia tak bisa menangkap sosok itu dengan detail.

Satu jam lagi kamu jemput mama,” ujar Ibunya memecah perhatiannya.

Oh ...! Ya sudah.”

Ibunya segera masuk ke dalam. Jerry mencoba melihat lagi ke tempat gadis itu tadi berada. Tidak ada. Ke mana dia ya? Dia menyalakan motornya sambil matanya terus terpaku pada tempat sebelum gadis itu menghilang.

Belum terlalu gelap. Jerry membawa motornya setara dengan kecepatan para pe-jogging. Arah motornya tidak membelok ke kanan langsung ke rumahnya, tapi lurus. Rumah makan yang jaraknya terpisah-pisah menebarkan aroma masakan di sana sini. Tanpa sadar motornya membelok ke jalan menuju rumah Adrian. Tapi dia terus saja melalui rumah itu. Dia memang hanya ingin keliling-keliling saja. Di jalan berikutnya sepi. Siang hari bengkel motor yang berjejar di hampir sepanjang jalan selalu tampak penuh. Jerry menambah kecepatan motornya. Membelok ke kiri dan lurus terus hingga sampai di sebuah jalan kecil dengan ujung buntu.

***

Waktu berlalu dan sudah hampir sejam Jerry duduk bermalas-malasan di atas sofa membaca komik. Sesekali dia memperhatikan Willy yang sedang main game. Dia tentunya lupa menjemput Ibunya tepat waktu kalau Willy tidak mengingatkannya.

Langit telah hitam sepenuhnya kini. Dengan hamparan bintang-bintang yang berbinar di sisi rembulan yang tidak benderang. Suara motor Jerry terdengar begitu jelas sepanjang jalan kecil itu. Begitu dia membelok ke kiri, suara motornya perlahan ikut menghilang.

Cahaya-cahaya redup lampu jalanan tampak lesu karena tak ada keramaian di bawah naungannya. Kendaraan pun hanya lewat sesekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun