Mohon tunggu...
Ana
Ana Mohon Tunggu... Lainnya - Perangkai kata

Menemani anak salah satunya juga mengajarkan bersikap sebagai manusia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Kita yang Tak Pernah Terlupa

11 September 2020   20:06 Diperbarui: 11 September 2020   20:09 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ooh ... Alhamdulillah mereka baik, kok. Insya Allah aku akan menjaganya dengan baik."

Lili, anak pertamanya datang dengan segelas teh hangat. Nami bantu menyuguhkannya di meja.

"Minum, Mas. Maaf ya gak ada apa-apa. Harusnya kalo mau kemari kabarin aku dulu. Biar kita di sini siap-siap."

"Gak usah repot, Mi. Aku cuma sebentar. Kau kan tahu aku sibuk terus."

Nami sesekali bicara, sering kali diam sembari memperhatikan. Anak-anak juga tak banyak cerita. Karena, memang Heru bukan tipe seorang ayah yang dekat pada kehidupan anaknya dahulu. Buatnya kalo sudah diberi uang, ya selesai masalah.

selesai bercengkrama sedikit dengan anak-anak, Heru pun pamit. Nami dan ketiga anaknya mengantar sampai depan pintu. Dari dalam mobil, Heru melambaikan tangan.

"Ayah, kok lain sekarang, ya, Ma?"

"Iya. Mungkin dia lagi ada masalah kali dengan keluarganya."

"Bisa jadi ... kirain Lili, Ayah udah lupa sama kita, Ma."

Malam berlalu dengan ribuan pertanyaan di benak Nami. Ini tidak biasanya Heru dengan nada lemah menghampiri mereka semua. Secepat itu watak kerasnya hilang? Sungguh tidak masuk akal.

Apalagi dulu, tidak seujung kuku pun Heru menghargai Nami, yang hanya seorang ibu rumah tangga. Setahun sekali punya momongan, selalu lusuh, sibuk dengan anak-anak. Jangankan memakai lipstik, saat masak sarapan saja seringkali dalam keadaan belum mandi, dengan rambut yang asal-asalan dijepit. Demi bisa menyuguhkan sarapan tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun