Sudah enam bulan ini Heru dan Nami pisah rumah. Berharap semua baik-baik saja. Tidak terkecuali tiga anak mereka.
Perpisahan selalu jadi akhir menyakitkan. Apapun alasannya. Ketika dua orang yang pernah saling cinta kehilangan visi dan misi bersama.
Aaah ... Cinta pada akhirnya habis dimakan waktu, untuk seorang Heru yang gila kerja dan gila perempuan. Seorang istri  hanya sambil lalu. Sedang anak? Hadiah sebuah pernikahan.
LICIK!!
"Ayo kita pulang," ajak Heru saat mengunjungi Nami di kediaman orang tuanya.
"Supaya rumah ada satpamnya?" jawab Nami.
"Kau kan masih istriku?"
"Hah! Simbol."
"Terus kamu maunya kita bercerai? Ok ... Ok, nanti kuurus perceraian kita."
"Semakin cepat semakin baik. Aku sendiri sudah muak hidup dengan buaya sepertimu."
***