Mohon tunggu...
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc
Ir. Herson, Dipl.I.S., M.Sc Mohon Tunggu... Kepala Biro Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah -

Aparatur Sipil Negara, Provinsi Kalimantan Tengah, anak suku Dayak Ngaju.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Perkoncoan Teman Anu

12 Maret 2016   11:19 Diperbarui: 12 Maret 2016   11:26 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era ini, roh politik telah membimbing mayoritas bangsa Indonesia ke jalan yang benar untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dimaklumatkan secara politik kepada dunia. Kungkungan dimensi politik masih amat kental, yang di saat ini kadangkala ditafsir sebagai kepicikan nurani politik, karena masih ada yang ingin keluar dari komitmen politik proklamasi Indonesia. Bahwa hal ini merupakan sempalan “elit” politik yang mulai goyah kepada komtimennya saat memproklamirkan Indonesia, adalah sebuah kenyataan sejarah Indonesia yang menyajikan bahwa politik itu maha luas, dapat ditafsir variatif, bahkan oleh para elit pemegang komitmen itu sendiri. Pada saat itu, karakter kesukuan anak bangsa sering dipakai sebagai alat identifikasi pola perpolitikkan kelompok masyarakat. Ciri fisik dan asal daerah dapat menjadi brevet politik orangnya. Misalnya suku Dayak yang seringkali dikatakan suka memangsa sesama manusia yang masih lekat terwariskan di awal kemerdekaan yang menjadi salah satu model politik kolonial untuk menjegal jati diri manusia.

Beruntungnya kita, bahwa kaum elit politik yang jumlahnya terbatas saat itu di Indonesia, mampu menjaga komitmen politik pendirian Indonesia, meski menghadapi banyak politik kekelaman yang menjadi warisan masa penjajahan itu.

Memfokuskan pelangi Indonesia ke titik kulminasi yang ideal. Bila kulminasi artinya titik tertinggi yang bisa terpantau semua mata, maka kebhinekaan (pelangi) Indonesia itu dapat difokuskan pada titik kulminasi agar menjadi pusat perhatian dan kebanggaan nasional. Keragaman yang amat tinggi milik Indonesia itu amat sangat inspiratif, didalamnya terdapat semua unsur yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di dunia ini.

Sejak awal lahirnya negara Indonesia, bangsa lain amat heran melihatnya, misalnya Kanselir Jerman Barat Helmut Kunz saat masih muda pernah terpaku melihat Soekarno berpidato karena membanding dengan upaya permurnian ras oleh Jerman (era Nazi), Soekarno malah menyatukan segala perbedaan itu dalam mozaik pelangi NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Paradox besar yang menyatakan universalisme itu akan menghilangkan diversifikasi menjadi ruah / hilang tenaganya untuk kasus NKRI. Kekuatan variasi yang kompleks memberikan nuansa yang dinamis dan membentuk rasa percaya bahwa perbedaan itu adalah anugerah yang terindah bagi manusia.

Meletakkan pelangi itu terlihat diseluruh tumpah darah Indonesia. - Orde Lama Pandangan Ortodoksi Politik. Kebenaran politik hanya milik pihak tertentu. Mengalihkan ajimat bangsa “pelangi” menuju perubahan baru. - Orde Baru Politik Sumberdaya Alam. Kharisma Politik individual. Si Kancil anak Nakal suka Nyolong Ketimun. Politisasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejenak membatasi fokus spektrum pelangi. - Orde Reformasi Menguak Cakrawala Industrialisasi Politik. Kebanjiran kebebasan. Hujan Badai Politik. Bintang Politik. Penghargaan Politik. Tamasya politik. (Dukungan teknologi informasi dan komunikasi, demokratisasi politik, kenikmatan politik, ajang para penggerutu, bercinta dengan politik para anggota parlemen yang menghabiskan waku untuk rapat politik, sosiopat, korupsi hati nurani ke dekadensi moral, panggung seniman politik (aktor politik, nyanyian politik, dukun politik, paranormal politik, kegilaan politik, sablon politik, ukiran politik, lambang politik, cap politik), korupsi politik, politik biaya tinggi, pertarungan intelektual politik dan premanisme politik, peralihan dan distribusi harapan dan kekuasaan politik, asupan gizi politik, intelijen politik, mimpi politik, kecantikan politik ide pencitraan, jabatan politik, politik massal ......................... ) Pelangi hadir di parlemen Indonesia. Pelangi ada dimatamu ... alangkah indahnya ..... pelangi dimatamu BLUNDER POLITIK - Kasus-kasus Politik Nasional. - Kasus-kasus Politik di Daerah.

EPILOG tulisan ini bahwa dalam mengenakan Baju Zirah dan Roh Politik Politik itu bukan hanya rejeki kota, atau nasib orang miskin, tetapi politik ada dalam diri kita masing-masing menjadi bawaan sejak lahir, ia memberikan energi, stamina, halusinasi yang sah alamiah humanis untuk dinikmati oleh setiap manusia.

Elan vital politik itu hak azasi manusia untuk mencapai kedigjayaan di muka bumi ini diantara ras manusia itu sendiri, bebas dari cengkeraman dimensi indera manusia, karena merupakan bawaan lahir setiap individu manusia saat eksis ke dunia ini.

Politik adalah bawaan lahir maunsia. Jadi kita tidak perlu khawatir tentang arti politik itu sendiri, karena politik ada dalam diri kita masing-masing. Kemampuan nurani manusia untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya akan terpaut erat dengan kemampuan berpolitik.

Politik itu bebas dari konteks apa pun, karena menjadi bagian dari eksistensi setiap individu manusia, yang dapat digunakan dalam skala kecil maupun global. Pada saat intelektual manusia mampu mendapatkan tambahan pencerahan baru atau tingkatan kompleksitas baru, maka akan muncul pola baru perpolitikkan yang diwujudkan oleh manusia itu.

Adopsi atau penyebaran pola baru politik ini tergantung jangkauan sebaran gagasan politik tersebut, dari keluarga skala bertetangga sampai cakupan globalisasi. Dalam perjalanannya dapat saja mengalamai degradasi, ekspansi, atau bahkan menghilang dari pikiran manusia, sesuai dengan persepsi manusia itu sendiri untuk menilai bahwa gagasan itu sejalan dengan idealismenya masing-masing.

Makin kompleks kehidupan suatu masyarakat, maka makin potensial melahirkan gagasan politik yang eskalasinya tidak terbatas / global. Sebuah negara seperti Indonesia, dengan kompleksitas sumberdayanya, telah, akan dan terus menjadi salah satu domain utama politik di muka bumi ini. Batasannya adalah eksistensi peradaban umat manusia itu sendiri. Selama peradaban manusia tetap hadir, maka peran politik tetap eksis sampai akhir masa. Maka tidak ada kejahatan dalam hakekat politik itu sendiri, yang ada adalah pertarungan tiada henti antara ”roh” hitam dan putih yang ada di nurani manusia yang akan memberikan ciri karakter perwujudan politiknya dalam kehidupan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun