Mohon tunggu...
Herry Dim
Herry Dim Mohon Tunggu... Seniman - Pekerja seni, penulis seni/kebudayaan, dan lingkungan hidup

Pekerja seni, lukis, drama, tata panggung teater, menciptakan wayang motekar. Pernah menulis di berbagai media serta berupa buku, aktif juga dalam gerakan-gerakan lingkungan hidup dan pertanian. Kini menjadi bagian dari organisasi Odesa Indonesia, dan sedang belajar lagi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Empat Pelukis Mencari Kebenaran

11 Desember 2021   11:28 Diperbarui: 11 Desember 2021   11:41 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung tawanya ia pun berkata, "meski keempat kebenaran lukisan itu dijumlahkan, niscaya takakan menjadi kebenaran aslinya."

Setelah mengucapkan kalimatnya, si lelaki kumal itu pun minta diri. Sang raja, tentu, kian terheran-heran.

"Kisanak, telah kutemukan kebenaran yang selama ini kami cari. Tepat seperti yang kisanak katakan bahwa meski keempat kebenaran lukisan itu dijumlahkan, niscaya takakan menjadi kebenaran aslinya. Maka kisanak pula yang paling patut mengucapkannya di muka para pelukis dan rakyat kami, selain itu berilah kami kesempatkan untuk sekadar menyampaikan tanda terimakasih. Mohon, datanglah kisanak ke Caraka Galur," demikian permohonan sang raja kepada si lelaki kumal.

Si lelaki kumal hanya tersenyum, tetap beranjak pergi sambil berkata, "berterimakasihlah kepada sejatinya pemilik kebenaran, saya bukanlah yang hak."

Sang raja hanya sanggup menatap punggung si lelaki kumal yang menjauh kemudian menjadi noktah di cakrawala, lantas menghilang. Ia sendiri melanjutkan perjalanan ke Caraka Galur.

Begitu tiba di gerbang kerajaan, seisi kerajaan menyambut kedatangan kembali sang raja dengan penuh kegirangan. Sementara sang raja tanpa mengganti lagi pakaiannya yang kumal, segera minta agar para pelukis berkumpul, diperintahkannya pula agar hulubalang menyampaikan berita kepada rakyat agar kumpul di pelataran.

Sang raja pun kemudian bersabda, "meski keempat kebenaran lukisan itu dijumlahkan, niscaya takakan menjadi kebenaran aslinya."

Ia pun menjelaskan bahwa takperlu lagi ada pertengkaran dan saling berebut kebenaran sebab takseorang pun akan bisa mencapai hakikinya kebenaran jambangan yang telah menjadi milik sahabatnya itu.

Sejak itu, seluruh rakyat Caraka Galur pun damai kembali.

**

"Begitulah cerita yang cukup panjang itu," pungkas Jawinul kepada dua pemuda yang sedari tadi mendengarkan dengan saksama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun