"Tentu tidak."
"Lantas?"
"Jika berlebihan itulah kekeliriuannya"
Aku makin bingung. "Berlebihan? Ah berpusing kepalaku. Langsung saja, maumu apa"
"Jangan berpura dungu, Sandria. Diam diam kau terhasut dengan mereka bukan. Kau mendengarkan mereka. Sejak itu kau selalu mencari celah kurangku"
Aku menggeleng.
   "Ku berikan semua yang kau mau, itu yang kau bilang aku mencari kurangmu?"
   Jhin menatap langit. Burung di atas berterbangan. Di antara kawanan burung itu satu ekor berpisah dengan kawanannya.
"Harusnya aku yang bilang begitu" jawab Jhin datar.
    Aku memikirkan itu juga. Diamku ini sesungguhnya membenarkan itu. Ku ingat selama 3 tahun ini dia memang pemuda yang sangat mencukupi segala keinginanku.Â
Bahkan keinginan yang seharusnya itu di luar kemampuannya. Sarah dan Samira memang telah menguji pemuda ini. Â Dia lulus.