Mohon tunggu...
HERI HALILING
HERI HALILING Mohon Tunggu... Guru - Guru

Heri Haliling nama pena dari Heri Surahman. Kunjungi link karyanya di GWP https://gwp.id/story/139921/perempuan-penjemput-subuh https://gwp.id/story/139925/rumah-remah-remang https://gwp.id/story/139926/sekuntum-mawar-dengan-tangkai-yang-patah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesatria Kecubung

4 Agustus 2024   02:20 Diperbarui: 10 Agustus 2024   22:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

         "Eh, kau Bertus, ini rumah sakit" ucapku sekenanya. Bertus adalah sepupuku. 

       Aduh. Kepalaku masih berat dan sakit. Ku coba rangkum dengan tangan kananku. Auu..perih dan nyeri. Rupanya tanganku diinfus.

       "Jangan banyak gerak, dongo!" kali ini suara perempuan. Ku edarkan ke mana asal suara itu. Sebelah kiriku ternyata. Oh itu emak.

        "Mak..maafin Belong. Kapok!"

         "Alah kau. Jika begini baru sadar. Ngomong ngomong apa rasanya telan kecubung, hah?"

          Aku diam saja. Aku hanya mengamati sekitar. Sialan, mulutku kering sekali.

          "Ber, kasih air bocah nakal ini" pinta emak.

          Aku mendorong pundakku untuk mengenakkan posisi minum. Aduh segarnya.

       "Tak jawab, kau?" tanya emak lagi.

        Baru bernapas 10 detik, tiba tiba seorang masuk. Dia perpakain seragam abu dan rapi. Posturnya gagah. Oh Tuhan, untuk apa polisi ke sini.

         "Selow brayy..." kata Bertus yang seolah tau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun