Mohon tunggu...
HERI HALILING
HERI HALILING Mohon Tunggu... Guru - Guru

Heri Haliling nama pena dari Heri Surahman. Kunjungi link karyanya di GWP https://gwp.id/story/139921/perempuan-penjemput-subuh https://gwp.id/story/139925/rumah-remah-remang https://gwp.id/story/139926/sekuntum-mawar-dengan-tangkai-yang-patah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesatria Kecubung

4 Agustus 2024   02:20 Diperbarui: 10 Agustus 2024   22:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       "Awas kau dasar penguntit!" Aku lempar minyak angin mukanya.

"Sudah, Sudah! Saudara Belong. Jangan memakai tenaga yang tidak perlu. Baik saya sudah mendengar semuanya. Semoga nanti bisa meringankan tuntutan." Polisi itu berdiri. Dia mendekat lalu membungkuk.

"Kata dokter malam ini kau sudah boleh pulang." 

Polisi berdiri lalu mundur. 

"Permisi, Bu agar bisa istrahat dan tenang. Malam ini saya kembali " kata Pak Polisi.

       "Nggak apa apa, Pak. Ini yang terbaik "jawab emak.

       Aku mau bergerak tapi susah. Ku perhatikan dengan saksama. Ya Tuhan, barusan polisi itu memborgol tangan kiriku terikat dengan besi ranjang. Keterlaluan. Lebih naif lagi, ibuku setuju dengan hal tersebut.

                             *Selesai*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun