"Awas kau dasar penguntit!" Aku lempar minyak angin mukanya.
"Sudah, Sudah! Saudara Belong. Jangan memakai tenaga yang tidak perlu. Baik saya sudah mendengar semuanya. Semoga nanti bisa meringankan tuntutan." Polisi itu berdiri. Dia mendekat lalu membungkuk.
"Kata dokter malam ini kau sudah boleh pulang."Â
Polisi berdiri lalu mundur.Â
"Permisi, Bu agar bisa istrahat dan tenang. Malam ini saya kembali " kata Pak Polisi.
    "Nggak apa apa, Pak. Ini yang terbaik "jawab emak.
    Aku mau bergerak tapi susah. Ku perhatikan dengan saksama. Ya Tuhan, barusan polisi itu memborgol tangan kiriku terikat dengan besi ranjang. Keterlaluan. Lebih naif lagi, ibuku setuju dengan hal tersebut.
               *Selesai*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H