Mohon tunggu...
HERI SURAHMAN SMAN 2 JORONG
HERI SURAHMAN SMAN 2 JORONG Mohon Tunggu... Guru - Guru

Heri Haliling nama pena dari Heri Surahman. Kunjungi link karyanya di GWP https://gwp.id/story/139921/perempuan-penjemput-subuh https://gwp.id/story/139925/rumah-remah-remang https://gwp.id/story/139926/sekuntum-mawar-dengan-tangkai-yang-patah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Patah

4 Agustus 2024   00:06 Diperbarui: 4 Agustus 2024   00:26 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku sama denganmu. Tapi aku beranikan itu. Ku harap hari ini kau pulang. Nikmati lebaranmu besok."

*

"Aku rindu adikmu, Lan?"

"Bu. Untuk apa sih mengharapkan dia? Ibu tak ingat, dia hanya menebar aib."

"Lan," suara ibunya terdengar kuyu. "Lihatlah rupaku." Lana menatap wajah ibunya. Tak dapat dipungkiri sejak kejadian itu wajahnya kian tirus. Malu memang membuat batinnya hancur. Tapi ketiadaan putrinya itu sungguh menyiksanya bertahun-tahun. 

Dari bilik jendela kayu yang mulai lapuk itu Lana menatap ke luar. Ingatnya berpendar ke kejadian tiga tahun lalu.

       "Maulana!!!! Bu Darmi!!! Hoyy Maulana!!!" seru salah seorang warga diikuti keramaian puluhan orang di belakangnya.

Dengan batu dan bambu, balok hingga golok sebagian warga menyeret dua orang sejoli. Keduanya setengah telanjang. 

Bu Darmi keluar rumah dengan ketakutan. Maulana mendekap ibunya di depan pintu. Pada malam mencekam itu keruh suasana bertabuh kengerian angkara.

"Bu Darmi!! Bagaimana ini. Lihat putrimu. Bikin dosa!!! Bikin sial satu kampung! Gadis sundal!!" umpat Tikno, ketua RT.

       Bu Darmi yang sudah ada firasat bahwa hal ini lambat laun akan terjadi hanya menunduk dengan tak berani menatap putrinya. Badannya bergetar getar dan itu dirasakan Maulana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun