Sari tidak membalas pertanyaan Wawan.
"Mas masih mencintaiku kan?". Tanya Sari dengan suara bergetar.
"Kok tanya begitu Dik, sudah pasti, makanya aku sampai sekarang memilih untuk tidak menikah". Jawab Wawan dengan mata berkaca-kaca.
"Sama Mas, Sari selalu mencintai Mas Wawan. Meski Sari paham kita tidak mungkin bersatu". Sari menangis sesenggukan.
"Mas, aku minta tolong satu saja, tolong Mas rawat Nia dengan baik. Â Aku akan pergi mas, keluar negeri bagaimanapun caranya. Serius, aku tak kuat hidup berumah tangga seperti ini, disisi lain aku tidak tega meninggalkan Nia bersama suamiku". Sari meng iba.
"Baik Dik, biar Mas berdiskusi dulu dengan orang tua, semoga mereka berdua berkenan". Timpal Wawan, merasa tidak ada pilihan lain selain mencoba meng-iyakan kemauan Sari yang sedang penuh tekanan.
Setelah makan malam bersama, Wawan memberanikan diri mengajak berbicara orang tuanya terkait permintaan Sari.
"Bapak Ibu, mohon maaf sebelumnya, Wawan perlu menyampaikan hal penting dan memerlukan kerelaan Bapak Ibu berdua. Wawan memulai pembicaraan dengan sopan.
"Ada persoalan apa Wan?, kamu sudah dapat calon istri?". Jawab Bapaknya Wawan.
"Bukan soal itu Bapak, Sari selalu bertengkar dengan suaminya, hingga ke kekerasan fisik, Sari bilang sudah tidak kuat berumah tangga dan hendak pergi ke luar negeri. Nia biar saya asuhnya ya Bapak?". Wawan menjelaskan.
"Kamu ini bagaimana Wan, bukannya segera mencari istri malah mengurusi mantan pacarmu?, bagaimana hidupmu, hah??". Jawab bapaknya Wawan.