"Ahh Sari". Hati Wawan bergetar hebat.
Setelah foto ia amati, Wawan melihat tulisan tangan tertera di belakang foto.
"Mas Wawan, jaga baik-baik Nia, anak-anak di foto ini di mataku adalah Nia. Aku selalu mencintaimu sampai kapan pun".
Wawan menangis tanpa sepengetahuan Nia yang sedang asyik memamerkan kalung barunya kepada kakeknya. Diam diam Ibu Wawan yang sedari tadi memperhatikan dari balik jendela ruang tamu menangis sesenggukan melihat Wawan dan Nia.
"Aku jadi ragu dengan kengototanku menolak pernikahan Wawan dan Sari, Ya Tuhan yang Maha Kasih, maafkan kami". Begitu doa Ibu Wawan di dalam hati sambil menyeka air matanya.
Ponorogo, 4 Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H