Mohon tunggu...
Bambang Hermawan
Bambang Hermawan Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat Budaya

Alumnus Universitas Islam Indonesia 2001. Pecinta budaya dan humaniora

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Buku Irene

30 Desember 2023   12:29 Diperbarui: 4 Januari 2024   22:10 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Buku Irene. (Sumber: Pixabay/StockSnap

"Walalikumsalam...ehh mbak Tantri, ada apa mbak, tumben nelpon aku, pantesan sepanjang siang tadi burung prenjak bunyi terus".

"Alah Irene! mulai lagi deh, berbicara tentang pertanda-pertanda alam. Eh aku sedang di hotel deket rumahmu iki, acara UMKM, kamu kesini dong, kangen lho aku sama kamu, mumpung deket".

"Ehmmm... sebentar mbak...gimana yaaa" jawab Irene agak enggan.

"Ayolah kesini, aku kangen cerita-ceritamu tentang pertanda, meditasi, evolusi spiritual manusia" bujuk Tantri sambil berkedip pada Seno.

"Oke baiklah mbak, aku kesana" Irene bersedia.

"Tak tunggu di cafe hotel ya, lantai tiga".

"Baik mbak".

"Udah Sen, Irene mau kesini, jangan dag dig dug, sebaiknya kamu duduk diujung sana dulu, nanti tak kode baru kamu gabung kesini..oke" kata Tantri sambil mengerlingkan mata kirinya.

Seno langsung bergeser, memilih meja paling pojok, memesan kopi dan beberapa jenis snack. Selang beberapa saat ia menikmati kopi sambil menata benaknya yang susah sekali tenang, ia melihat seorang wanita, pakaiannya anggun, menggunakan syal di leher, tenunan batak. Rambutnya tergerai tak rapi. Dan wajahnya begitu tenang, memancarkan cahaya yang mendamaikan. Wanita itu menghampiri Tantri, berpelukan lalu duduk dengan tenang dihadapan Tantri. Setelah beberapa saat kedua wanita itu mengobrol, Tantri berpaling ke arah Seno, memberikan kode. Seno menghela nafas dalam, mengeluarkannya pelan agar ia bisa tenang dalam kecamuk. Seno beranjak, menuju meja Tantri dan Irene. Seno mendekati Tantri.

"Hei, Sen....ini ada Irene, masih inget nggak sama adik kelas kita??''. Seno mengulurkan tangannya kepada Irene, sedikit gemetaran. "Hai, Irene..akhirnya aku berjumpa denganmu." Irene Nampak sedikit kaget, tetapi ketenangannya yang sudah terlatih membuatnya menerima uluran tangan Seno dengan tenang. Senyumnya begitu berwibawa.

"Hai Mas Seno, tak menyangka bertemu Mas".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun