Tidak terasa dua sejoli ini menyusuri trotoar sepanjang Kebun Raya yang ada di Jalan Jalak Harupat. Setelah melewati Lapangan Sempur, mereka harus berpisah, Prasaja menuju Jalan Salak sedangkan Anindia ke arah Jalan Pangrango.Â
"Anin hati-hati ya!" Ketika mereka berpisah Prasaja masih sempat berpesan yang membuat Anin merasakan perhatian dari Prasaja.Â
Mungkin itu adalah kenangan yang tidak mungkin lagi terulang. Anindia ternyata melanjutkan kuliah di Kota Gudeg pada sebuah Perguruan Tinggi Negeri terkemuka.Â
Tahun-tahun berjalan dan Anin baru merasakan Prasaja semakin terasa jauh. Bahkan lebih jauh dari jarak antara Bandung dan Yogyakarta dimana mereka tengah menuntut ilmu.Â
Pada setiap liburan semester  Anindia pulang ke Bogor. Setiap liburan di Bogor hanya ada satu nama yang Anindia hubungi. Siapa lagi kalau bukan Renita.Â
Mereka akhirnya menyepakati bertemu di sebuah Cafe sekitar jalan Pangrango. Kedua gadis yang sudah tidak remaja ini saling tatap tidak percaya. Maklum mereka berpisah hampir dua tahun. Anindia memeluk Renita Utami penuh kerinduan yang dalam.Â
Pelukan seorang sahabat yang sangat dekat. Bukan saja karena Anindia menyimpan rasa cintanya kepada kakaknya Renita, tapi persahabatan mereka sejak SMA benar-benar tulus.Â
"Nita! Aku kangen sama kamu."Â
"Aku juga Anin." Balas Renita.Â
"Mas Pras pulang ke Bogor?" Ini adalah pertanyaan klasik setiap Anindia bertemu dengan Renita.Â
"Iya. Mas Pras sekarang ada di Bogor." Jawab Renita.Â